Situ Mau Pilih Presiden Apa Guru Ngaji? - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Minggu, Desember 30, 2018

Situ Mau Pilih Presiden Apa Guru Ngaji?


Penulis: Moh Syahri

Sebelumnya pengajuan debat bahasa inggris yang ditantang oleh kubu prabowo membuat kubu jokowi kurang begitu greget untuk menanggapi. Sekarang undangan tes baca alquran oleh Ikatan Dai Aceh membuat kubu prabowo kurang greget juga untuk menanggapi apalagi untuk menghadiri. Ini penampakan demokrasi kita dalam kontestasi politik yang kerjaannya hanya saling menangkal isu-isu. Parah.

Kita ini mau pilih presiden apa mau cari guru ngaji? Secara konstitusional tidak ada persyaratan calon presiden harus bisa bisa baca Alquran. Dan ini bukan ajang pencarian bakat guru ngaji, bukan juga musabaqoh tilawatil quran, ini hajatan politik yang diselengkarakan oleh KPU yang berdasarkan undang-undang dan sesuai dengan maqasid asy-syariah dalam agama islam. Tidak ada masalah.


Memang, demokrasi kita semakin hari semakin tidak berkualitas. Akibat sibuk mencari isu hingga tak lega rasanya kalau tidak bisa dibuktikan sekalipun isu itu murahan. Akibat miskin ide dan gagasan maka senjata paling ampuh adalah mencari isu untuk menjatuhkan lawan.

Undangan tes baca Alquran yang direncanakan oleh Ikatan Dai Aceh (IDA) adalah upaya untuk mengerus suara publik yang masih terus saling klaim keunggulannya. Ini bukan lagi ide baru yang dikeluarkan oleh mereka, sebelumnya sudah pernah direncanakan namun tidak terlaksana. Dan kali ini dimunculkan lagi.

Mungkin hal semacam ini penting akan tetapi ada yang jauh lebih penting daripada sekedar duel-duel narasi ibadah yang sifatnya sebenarnya berada di ruang privat. Maka betul apa yang disampaikan Dr. Abdul Mu'ti Sekjen PP Muhammadiyah, Tidak ada debat program, adu argumentasi terkait program lima tahun ke depan. Yang ada itu hanya tangkis menangkis isu.


Saya kira agama punya kekuatan moral yang sangat tinggi untuk bagaimana berperan sebagai kekuatan untuk mencegah korupsi itu dari sisi moralitas dan dari sisi teologi masing-masing", Ungkap dia dalam acara Refleksi Akhir Tahun dan Proyeksi Kerukunan Antar-Umat Beragama pada Tahun Politik di Hotel Grand Melia, Jakarta.

Iya betul, akhir-akhir ini memang perdebatan persoalan agama yang saling meragukan lebih mencuat daripada perdebatan programatik. Hingga cara jadi Imam shalat yang sama-sama dianggap tak bisa. Jokowi berani dan nekat jadi Imam lalu dianggap pencitraan dan Prabowo dianggap tak mampu bahkan diragukan tak hapal Al Patekah atau wudhunya saja tak urut. Prabowo geram hingga menggebrak meja karena Islamnya diragukan. Jokowi baper karena dibilang PKI.

Di balik penolakan kubu prabowo atas undangan ini (tes baca alquran) yang nampak halus, bijak, penuh sastra dan bahkan menuding petahana sudah terlalu kelewatan mempermainkan agama (gak kebalik) saya yakin kubu pak jokowi yang paham dengan konstitusi juga kurang begitu meminati dengan undangan semacam ini. Namun karena dirasa ini sangat menguntungkan bagi kubu dia maka dengan tegas ia tidak menolak dan siap untuk dites dengan alasan yang juga tidak kalah bijak.

Fix, kalian sudah paham! Kedua-duanya sama-sama dobol

Wallahu a’lam



Sumber Foto:CNBC Indonesia