Pemancing Ikan, Melatih Kesabaran dari Pancingan Emosi - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

28 Januari 2019

Pemancing Ikan, Melatih Kesabaran dari Pancingan Emosi


Pulang kampung benar-benar membuat saya memiliki harapan besar terhadap bangsa ini. Keharmonisan benar-benar saya rasakan ketika saya diajak mancing dengan teman-teman. Jauh dari hiruk pikuk kehidupan dan perang politik yang sangat mencekam.

Mengelilingi kampung halaman hingga sampai pada suatu Dam milik masyarakat umum yang biasa didatangi oleh para pemancing dari seluruh penjuru kota Sumenep. Dulu saya biasanya mancing hanya di sungai-sungai, mengelilingi sungai dari hulu ke hilir dengan air yang keruh bercampur sampah dan plastik.

Saya yang sudah sekian tahun tidak memancing tentu masih terlihat canggung soal dunia perpancingan. Saya banyak belajar dari teman-teman yang sudah lebih mahir, mulai dari bagaimana cara memegang joran, hingga pada posisi tubuh yang tepat dan tenang.

Dari memasang umpan hingga cara melempar kail pancing ke tengah Dam itu saya masih kelihatan sangat kaku, tak pelak menjadi bahan tertawaan rekan-rekan pemancing yang lain. Ternyata memang ada caranya, bagaimana seharusnya kail pancing itu bisa secepatnya dimakan oleh ikan. Dan itu berpotensi bisa mendapatkan ikan yang banyak.
Baca juga: Tragedi Bus dengan Kecepatan yang Tidak Manusiawi

Saya juga belajar memancing dari teman-teman mulai dari bagaimana mengatur kedalaman kail pancing yang juga tergantung dari kedalam air itu. Kedalaman kail pancing bisa diatur dengan antang (penanda) yang ada di senar pancing itu. Ketika ikan mulai memakan kail maka dengan antang itu kita bisa tahu dan siap untuk ditarik.

Iya betul, selain harus menguasai teknik memancing yang tepat dan benar juga harus menguasai diri untuk bersabar menunggu joran. Sebagus apapun teknik memancing kesabaran pasti menjadi lakon dari pemancing itu sendiri.

Bagi pemancing yang sudah menjadi profesi, mungkin sudah biasa, kail pancing hilang tanpa ada tanda-tanda kail itu dimakan atau tidak. Tapi bagi pemancing yang masih seumur jagung pasti akan membuat emosi, sudah kailnya habis, nunggunya lama banget, ikan pun tak kunjung dapat.

Tidak hanya terbatas pada itu saja ujian terberat bagi pemancing. Keberadaan teman pemancing nyaris kadang juga bisa jadi hantu lantaran dirinya gagal mendapatkan satu ikan saja. Menceburkan batu ke tempat pemancingan menjadi keisengan tersendiri dari pemancing yang gagal.

Sumber Foto: Dokumen Pribadi