Doa Neno Warisman Mencoba Mengatur Tuhan - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

23 Februari 2019

Doa Neno Warisman Mencoba Mengatur Tuhan


Atorcator.Com - Neno Warisman berdoa di “Munajat 212” memang sangat politis. "Ya Allah menangkanlah kami (Prabowo), jika kami kalah, kami khawatir tidak ada lagi yang menyembahmu". Ini jika dianalogikan seolah-olah pendukung jokowi adalah non islam yang harus kalah.
Tidak tau apakah dia mau mencoba mengatur tuhan. Munajat seharusnya bersemai di hati mendekatkan hati kepada Tuhan bukan mengatur tuhan yang berakibat menjauhkan dirinya bukan mendekatkan dirinya.
Di tengah-tengah kontestasi politik yang memanas, bagi saya kurang etis mengutip doa Rasulullah di Perang Badar itu. Jika mau berdoa urusan politik, tidak usah memakai kedok-kedok keji yang seolah-olah nasib umat islam sedang di ambang kehancuran atau kritis.

Baca juga: Munajat 212 dan Doa Lengkap Neno Warisman yang Menuai Pro Kontra

Dulu Rasulullaah menghadapi lawan (musuh) dengan jumlah yang cukup banyak dibandingkan umat islam. Wajar-wajar saja. Sebagai manusia tentu Nabi juga merasakan ketakutan atau kekhawatiran akan nasib umat Islam jika tumbang saat itu. Nabi tidak ingin sejarah islam berakhir saat itu. Ini murni perjuangan dakwah atas perintah Allah. Ini dakwah perjuangan bukan dakwah perdagangan seperti yang sekarang marak terjadi.
Begini doa nabi dulu:

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِي مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِي اللَّهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ

“Ya Allah, penuhilah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, datangkanlah apa yang telah Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau hancurkan kelompok Ahlul Islam, Engkau tidak akan disembah lagi di muka bumi ini.”
Tidak ada persoalan dengan teks atau redaksi doanya. Hanya saja dia kurang bijak menempatkan dan mengkonsumsi doa itu di tahun politik. Doa yang cukup sakral yang seharusnya dibaca di ujung harapan saat tantangan dan situasi sudah mulai mencekam di depan mata. Kan sekarang tidak.
Jangan coba-coba mempolitisasi doa dengan melecehkan doa Rasulullah itu. Itu tidak baik.

Sumber Foto: Republika