Analisis Debat Pilpres ke 4: Jokowi Ataukah Prabowo? - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

31 Maret 2019

Analisis Debat Pilpres ke 4: Jokowi Ataukah Prabowo?


Penulis: Ahmad Tsauri


Atorcator.Com - Saya buka analis, hanya merangkum saja. Seperti biasa debat dimulai Visi misi. Pertanyabnya, implementasinya bagaimana? Prabowo tidak jelas, Jokowi jelas akan memanfaatkan teknologi untuk menguatkan bangsa secara ideologi. Katanya, DILAN, Digital Melayani.

Memasukan pancasila sejak pendidikan dini. Caranya bagaimana? Prabowo tidak jelas. Prabowo mencontohkan, memilih orang tidak boleh karena ras? Tapi saat Ahok keluar dari gerindra dia mati-matian menurunkan Ahok dengan bantuan HRS dan radikalis.

Jawaban Jokowi lebih detail. Pak Jokowi menjelaskan apa saja materi yang diajarkan dalam menjelaskan pancasila kepada generasi muda. Seperti keragaman agama, budaya, suku bangsa, bahasa. Beliau juga sudah membentuk Badan pembina pancasila.

Sesi pertanyaan Prabowo terlihat sangat baper. Prabowo curhat dituduh mendukung khilafah dan akan melarang tahlil. Pak Jokowi menjawab, saya juga dituduh PKI sejak 4 tahun lalu. Kenapa pimpipnan tidak memberi contoh yang baik.

SESI II

Pertanyaan Smart City dalam memaksimalkan layanan publik. Jokowi menekankan bukan hanya pelayanan juga memperhatikan kecepatan. Dan merampingkan pelayanan publik supaya tidak bertele-tele.

Sementara Pak Prabowo soal online-online kelihatan kebingunan. Seperti sebelumnya. Sehingga jawabannya mengarang Indah. Maklum soalnya esay bukan soal pilihan hhhe.

Yang menarik pak Jokowi memberi bocoran menghadapi persaingan global antar negara, katanya, "sekarang yang akan menguasai bukan negara besar menguasai negara kecil, akan tetapi negara yang bergerak cepat akan mengalahkan negara yang lambat".

Karakter Pak Jokowi yang unik ternyata bukan dalam spirit hidupnya sederhana dan kerja, tidak prontal, tetapi sifat itu mempengaruhi strateginya menghadapi persaingan global.

Prabowo menyerang Jokowi. Kata Prabowo, teknologi sebaik apapun tidak ada gunanya kalau tidak bisa menjaga kekayaan negara dibawa keluar negeri. Saya kira ini sangat konyol. Karena kekayaan dia dan wakilnya, dan para pendukungnya, dia dan mereka sembunyikan diluar negeri. Supaya tidak tergerus pajak atau memang sumbernya didapat secara ilegal? Yang disebut panama paper kan Prabowo dan Sandi, bukan nama Jokowi dan Makruf Amin.

SESI III PERTAHANAN KEMANAN

Prabowo menjawab membeli alutsista, caranya dengan menjaga supaya kekayaan negara tidak bocor. Sementara pak Jokowi lebih detail, beliau memerintahkan gelar latihan gabungan di pulau-pulau terluar seperti Natuna.

11 titik radar udara kita terkoneksi. Siapapun yang masuk ke teritori akan ketahuan. Anggaran kemanan kita 107 T, no 2 setelah kementrian PU. Anggaran kemanan sudah sangat besar dan sudah sangat diperhatikan.

Pak Jokowi juga merubah mindset dan arah belanja pertahanan dan keamanan dari belanja ke investasi. Artinya anggaran pertahanan juga untuk mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, seperti tank dll

SESI IV HUBUNGAN INTERNASIONAL

Indonesia sebagai mayoritas muslim menjadi kekuatan untuk berperan dalam konflik global, diantaranya di Rakhin, di Afganistan. Selain itu juga menawarkan produk-produk kepada negara lain.

Sementara menurut Prabowo diplomasi tujuannya mempertahankan kepentingan nasional. Saya kira Jokowi sudah melakukan itu. Misalnya Prabowo mempertanyakan ketika kapal asing masing ke laut kita. Katanya, apa yang bisa lakukan. Saya kira tidak relevan, karena Pak Jokowi melalui menterinya sudah meledakan ribuan kapal asing, baik kecil ataupun besar.

SESI V

Prabowo menekankan pentingnya kesiapan senjata untuk menghadapi ancaman. Dan mengatakan senjata Indonesia dibawah Singapura. Sementara pak Jokowi menekankan peningkatan anggaran terus dilakukan. Ancaman paling nyata dalam 20 tahun kedepan justru dalam negeri, yaitu ancaman perpecahan antar anak bangsa.

Dari sini kita memahami kenapa pak Jokowi membubarkan HTI, mengimbangi gerakan FPI dengan mendekati Nahdlatul Ulama.

Pak Prabowo tidak memberikan program yang jelas. Di setiap sesi dia selalu menonjolkan otoritas; saya tentara, saya terjun ke medan perang untuk menjaga pancasila. Sesi terakhir soal keberatan Prabowo supaya pelabuhan tidak di operasikan oleh investor, saya kira karena paranoid Prabowo. Sepertinya karena buku Fiksi yang menyebutkan Indonesia bubar 2030 nanti. Seorang jenderal yang mengaku membaca strategi perang ribuan tahun tapi terobsesi oleh buku fiksi.

Selain itu Pak Prabowo tidak menjelaskan apa program dia untuk mencapai visi-misinya. Dia selalu menekankan Indonesia bermasalah dalam segala bidang. Tanpa memberikan solusi yang bisa dia jalankan. Strategi Prabowo membangun pesimisme dan under estimate dengan bangsa Indonesia dan kepemimpinan pak Jokowi dalam menyelesaikan masalah. Tentu saja cara itu harus dilakukan. Karena dia meraih simpati dengan metode manipulasi. Contohnya? Cek saja di medsos, google, youtube dll.

Tapi pak Prabowo pada debat kali ini lebih PD daripada waktu membahas online online itu hhhe. Sayangnya 40% pemilih sudah kadung tertipu oleh bualan Prabowo.

Mendengar 3 kali debat Jokowi Prabowo. Saya melihat Prabowo model pemimpin era revolusi yang lambat lahir. Memperhatikan cara Prabowo berpikir dan cara dia meyakinkan pendengarnya, seperti kepercayaan diri Sukarno dalam buku Cindy Adam, Sukarno, An Autobiography as Told to Cindy Adams’ atau buku "dibawah Bendera Revolusi" atau seperti Soeharto dalam "Soeharto untold Story".

Periode tampil Prabowo tahun 45-98. Kenapan Prabowo Tuhan munculkan sekarang? Tuhan hadirkan dia sebagai renungan buat kita.


Baca juga