Dongeng Tentang Doa Kesembuhan - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

15 Maret 2019

Dongeng Tentang Doa Kesembuhan

sewarga

Oleh: Sunardian Wiradono

Syahdan menurut sahibul bokis sebokis-bokisnya bokis, adalah seorang tua, kaya, dan baik hati. Tentu saja bukan capres sebelah, karena tak sesuai kriteria. Sebut saja Mawar, atau panggil dia Kakek Mawar.

Karena bijak, dermawan, suka menolong, doanya makbul. Terhadap siapa pun bersahabat, ramah. Bukan hanya sesama parpol, eh, golongan tua ding, namun juga pada yang muda dan anak-anak. Berhubungan baik kepada yang kaya, dan lebih-lebih yang miskin. Kepada yang memuja, maupun yang suka mengritiknya pedas, yang ngambekan ngancam-ngancam golput.

Arkian, pada suatu hari, Kakek Mawar menerima telpon seorang anak kecil, "Kakek Mawar,... tolong ke sini, Kakek. Ada anggota keluarga saya yang sakit!"

Dengan segera Kakek Mawar berangkat ke rumah anak itu. Setibanya, Kakek Mawar bertanya kepada anak kecil penelponnya, "Siapa yang sakit, dan adakah mau didoakan?"

Dengan muka sedih, si anak kecil menjawab, "Kucing saya, Kakek. Sudah tiga hari nggak mau makan dan minum."

Kakek Mawar agak kaget sebenarnya, tak menyangka bahwa yang dimaksudkan saudara oleh anak kecil itu 'hanyalah' seekor kucing.

Entah dengan jengkel atau ikhlas, Kakek Mawar sambil menumpangkan tangan di atas kepala kucing, berkata, "Baiklah, mari kita berdoa! Hai, Kucing! Kalau kau ingin sembuh, sembuhlah! Dan kalau ingin mati, matilah! Amin!"

Kakek Mawar pun kemudian pulang. Hanya untuk seekor kucing, ia harus membatalkan janji acara penting di Bogor. Padahal Joko Widodo mengundangnya. Hah, rapat dengan presiden? Bukan, kebetulan saja namanya sama. Ini Joko Widodo yang jualan rujak es krim. Kakek Mawar pecinta berat rusak es krim.

Tapi sepeninggal Kakek Mawar, hebohlah anak-anak kecil merubung kucing kesayangan mereka. Kucing mereka yang sakit itu, sembuh dan melompat-lompat gembira.

Baca juga: Pengalaman Adu Cepat Membaca

Anak-anak kecil itu sangat gembira. Betapa mereka memuja Kakek Mawar yang sakti karena doanya makbul.

Hatta, beberapa minggu kemudian, anak kecil pemilik kucing itu mendengar, Kakek Mawar jatuh sakit. Maka ia pun bersama teman-temannya, datang mengunjungi Kakek Mawar, yang sedang terbaring di tempat tidur. Sambil memberikan bunga, si anak kecil berkata, "Semoga lekas sembuh, Kek,..."

"Iya,... iya,... Doakan saja ya, nak. Biar Kakek sembuh!" kata Kakek Mawar.

Eh, tiba-tiba, anak kecil itu menumpangkan tangan di atas kepala Kakek Mawar, diikuti teman-temannya. Mereka berdoa dengan keras, "Hai Kucing! Kalau kau mau sembuh, sembuhlah! Tapi kalau mau mati, matilah! Amin!"

Kakek Mawar sangat kaget. Dan jengkel. Ingin sesungguhnya ia marah, memarahi anak kecil itu. Namun sorak-sorai anak-anak kecil itu mengalahkan nafsunya, "Hore, Kakek Mawar sembuh! Kakek sembuh! Kakek sembuh!"

Dan Kakek Mawar yang diberitakan beberapa hari nggak bisa ngapa-ngapa, meloncat gembira bersama anak-anak kecil. Mereka tertawa-tawa bahagia. Tamat.

Moral dongeng? Nggak ada!