Jangan Takut Hidup Berbeda di Masyarakat - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Senin, Maret 25, 2019

Jangan Takut Hidup Berbeda di Masyarakat

Gus Dur bersama Masyarakat Tionghoa

Penulis: Shuniyya Ruhama
(Pengajar PPTQ Al Istiqomah Weleri-Kendal Murid Mbah Wali Gus Dur)

Atorcator.Com - Masyarakat kita memiliki sistem sosial dengan berbagai aturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Termasuk di dalamnya mendefinisikan bagaimana menjadi anggota masyarakat yang ideal. Namun, dalam kenyataannya kemungkinan sepenuhnya ideal tidak bisa dicapai. Tetap saja ada kekurangan pada setiap anggotanya. Hanya sajaletaknya berbeda-beda satu sama lain.

Ada kekurangan yang dianggap bersifat netral ada pula yang dianggap “ringan”. Namun, ada beberapa diantaranya yang dianggap sebagai pelanggaran berat atau ditabukan. Bila kekurangan ini dianggap melanggar, maka akan ada konsekuensi berupa sanksi sosial yang bentuknya bermacam-macam sesuai dengan berat ringan menurut khazanah setempat.

Seperti yang telah dijelaskan, sesungguhnya tidak ada anggota masyarakat yang benar-benar ideal sesuai dengan value yang dianut oleh masyarakat tersebut. Jadi, ketika ada anggota masyarakat yang tidak mampu memenuhi idealitas ini maka harus kreatif mencari “celah” untuk menutupi “kekurangan”.

Dalam pergaulan di masyarakat, aktor yang dianggap tidak ideal umumnya bisa menutupi celah tersebut melalui cara:

1. Meningkatkan human resourch yang handal dalam science dan penguasaan teknologi mutakhir pada jamannya.

2. Mampu beradaptasi dengan norma pergaulan dan mampu menjaga hubungan harmonis dengan warga lainnya, menghindari konflik.

3. Memiliki basis kekuatan ekonomi yang kuat dan mandiri.

Hal yang harus dihindari adalah:

1. Mental inferior, merasa minder karena berbeda dan mendapat tekanan yang berat.

2. Defensif, melawan secara frontal untuk mempertahankan value yang diyakini

3. Mengalienasi diri dari pergaulan sosial.

Untuk mewujudkannya memang bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi ketika kekurangan yang dimiliki dianggap sebagai hal yang sangat fatal oleh value dalam masyakarat tersebut. Biasanya akan muncul hambatan berupa blokade struktural yang dialami, juga diskriminasi serta kekerasan sosial.

Baca juga: Yang Beda Tidak Harus Dikungkung

Namun, jika niat telah tekad dan dibarengi dengan konsistensi, maka pelan namun pasti masyarakat akan memunculkan sikap toleransinya. Karena umumnya masyarakat memandang: yang benar adalah yang sudah biasa. Kalau tidak biasa berarti tidak benar. Artinya, jika anggota masyarakat dianggap berbeda tetap konsisten dalam perbedaannya, selama tidak mencelakakan dirinya sendiri dan merugikan orang lain maka lama-lama akan dianggap sebagai hal yang biasa.

Perjalanan sejarah telah membuktikan, bahwa sesuatu yang hari ini dianggap biasa, belum tentu sejak awal kemunculannya sudah dianggap biasa. Banyak diantaranya yang kemunculannya mendapatkan tantangan dan hambatan yang luar biasa karena dianggap akan mengubah atau menghancurkan social value.

Namun, jika bisa tetap eksis, maka justru akan menimbulkan simpati dari warga lainnya, dan akan diterima, bahkan beberapa diantaranya bisa menjadi tren baru yang diakui sebagai bagian dari value di masyarakat tersebut.

Dengan demikian, menjadi aktor yang berbeda ketika hidup di tengah masyarakat bukanlah suatu hal yang menakutkan. Bahkan justru bisa menjadi motivasi untuk lebih baik dan semakin baik.

Sebab, dalam derajat toleransinya, setiap kelompok masyarakat pasti memiliki dengan kadar yang berbeda-beda. Dan toleransi ini bisa dijalankan dengan baik apabila bisa dilakukan melalui dua arah. Dengan kata lain, apabila masyarakat umumnya maupun aktor yang berbeda bisa saling toleransi maka konflik akan bisa diminimalisir.

Tidak bijaksana jika masyarakat memaksakan value-nya secara kaku kepada aktor yang berbeda. Tidak bijaksana pula ketika aktor menjadikan sikap masyarakat tersebut sebagai pembenaran ketika mengalami kegagalan di kemudian hari sebagai bagian dari anggota masyarakat.

Setiap kita berhak untuk bahagia, setiap dari kita berkewajiban untuk menciptakan bahagia itu.

Salam Persatuan Indonesia dalam Keragaman...