Mengenal Ciri-Ciri Ulama - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

04 Maret 2019

Mengenal Ciri-Ciri Ulama


Oleh: Santri Kiri

Belakangan banyak sekali kita perhatikan orang-orang yang tidak memiliki kriteria sebagai ulama dijadikan sebagai ulama. Akhirnya ummat mengalami dampak yang sangat berpengaruh bagi kehidupan mereka. Disamping mereka mengalami perpecahan, mereka yang bersifat apatis sejak dahulunya akan mengalami krisis ketidak percayaan pada ulama’.

Belum lagi kasus meng-ulamakan orang yang tidak memiliki kriteria sebagai ulama sama seperti beberapa bulan yang lalu. Mungkin permasalahan sudah selesai, tapi yang patut kita perhatikan betapa semakin banyaknya orang-orang yang diulamakan, atau bahkan mengulamakan dirinya sendiri.
Dalam sebuah pengajian, penulis mendapatkan sebuah penjelasan sederhana yang berhasil ditulis. penjelasan ini terkait dengan kriteria ulama itu sendiri. Kriteria ini merupakan sebuah riwayat dari Almarhum KH. Hasyim Muzadi yang konon katanya beliau, KH. Hasyim Muzadi, mendapatkan dari KH. Ahmad Siddiq Jember.

Menurut beliau ulama harus memiliki tiga kriteria yaitu:

Pertama, orang yang mengamalkan ilmunya. Kriteria ini sangat penting, khususnya bagi ummat islam sendiri. Karena sosok ulama yang akan menjadi panutan bagi ummat haruslah menjadi pelopor pertama atas adanya keteladanan. Jangan sampai, perintah-perintah ibadah, hanya disampaikan lewat micrphone musholla dan tidak dilakukan oleh si ulama itu sendiri, dan jangan sampai pula orang lain diperintah untuk menjahui larangan tuhan, diam-diam si ulama melakukannya. Karena bagaimanapun juga, tindakan nyata lebih baik dari hanya sekedar wacana.


Kedua, memahami apa yang sedang terjadi. Banyak dan sering kita temui orang-orang berbicara semua hal namun tidak tahu apa yang sedang terjadi. Orang-orang banyak memberikan komentar, baik komentar pro atau kontra. Dan bukan rahasia apa yang kita rasakan akibat dari fenomena ini. Lantas bagaiman jadinya jika yang berbicara itu adalah sosok ulama? silahkan Anda bayangkan.

Ketiga, melihat kondisi ummat dizamanya. Melihat yang dimaksud disini bukan hanya melihat dengan mata saja. Ulama dituntut untuk melihat kondisi ummat dengan mata kecerdasan yang dia miliki dan kebersihan hati. Kriteria inilah yang jarang dimiliki oleh sebagian manusia yang mengaku ulama. Sebab memperolehnya dibutuhkan sebuah empati dan simpati yang di hasilkan dari gemblengan spiritual yang intens. Orang-orang ini tidak mememiliki fanatisme tinggi atas apapun yang dapat membutakan hati, kecuali fanatisme kepada Tuhanya.


Terakhir, tiga krietria itu timbul dan terlaksana dengan dasar rasa takut kepada Allah SWT. Rasa takut yang biasanya akan menimbulkan ketaatan dan rasa cinta akan apa yang akan dikerjakan. Al-Quran sudah jelas mengatakan bahwa hamba-hamba Allah yang paling takut kepadanya adalah ulama.
Sebagai penutup, penulis ingin mengajukan pertanyaan. “Apakah mencaci, memaki, menghina, mengadu domba, dan lain sebagainya itu mencerminkan tiga kriteria di atas dan ditambah kriteria yang terkahir, takut kepada Allah?” Tanyakan pada hati Anda sendiri.


Wallahu A’lam

Sumber Foto: Dok. Pribadi