PSI: Partai Koalisi Pemerintah tapi Pidatonya Justru Melemahkan Pemerintah - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

14 Maret 2019

PSI: Partai Koalisi Pemerintah tapi Pidatonya Justru Melemahkan Pemerintah


Oleh: Haryo Setyo Wibowo

Sego sak kepel dirubung semut, salak. Apa hayo?(Nasi segenggam disemutin, salak. Coba tebak?)
Pitik walik saba kebon, nanas. Apa hayoo?(Ayam bulu terbalik sedang di kebun, nanas. Coba tebak?)

Grace Natalie ini gaulnya kayaknya dengan pemuda-pemuda awal 80an yang sekarang punya saham besar pada kehidupan politik 2000an. Kelihatan dari tebak-tebakannya yang sungguuh uzur. Kalau di Jawa ya tebak-tebakan seperti di atas, dalam pertanyaan ada jawaban.

Sejak awal saya menyebut PSI ini partai karatan. Isinya anak muda tapi seleranya tua. Tua dalam arti tidak berani mengangkat isu kepemimpinan nasional selain merangsek ke jantung petahana. Mereka menggunakan cara usang untuk bisa bertahan dengan seawal mungkin bergabung dengan koalisi besar.

Simak saja pidato Grace 2 malam lalu. Dia dengan lincah menyebut soal persekusi Syiah dan Ahmadiyah terus terjadi. Bagus sih. Pertanyaan pentingnya, bagaimana bisa dia mendukung pemerintah yang dianggapnya gagal melindungi kaum minoritas?

Kalau melihat timeline soal Syiah, sejak era SBY hingga Jokowi. Harusnya dia terkaget-kaget sendiri dengan pernyataannya. Ada NU juga di sana, ada Polri sebagai wakil pemerintah juga yang menyarankan relokasi. Satu hal yang menyalahi UU.

Baca juga: PSI: Partai Baru yang Mulai Menceramahi Partai Lama

Retorika yang bagus tapi bagaimana mungkin dia ada dalam barisan koalisi besar? Sementara faktanya penanganan kasus tersebut menyerupai lomba lari estafet dengan tingkat kecepatan yang sama.

Jadi partai ini letak kebaruannya dimana selain hanya berusaha menyusu ke kekuatan terbesar? Bagus sih mengusulkan kita indonesa bukan lagi bicara mayoritas minoritas. Tapi bukankah semua partai juga mengatakan hal yang sama idealisnya demi mencaplok suara masyarakat?

Cobalah keluar dari barisan besar untuk membuktikan independensinya, sehingga bebas untuk tunjuk hidung siapa saja, yang di luar istana maupun di dalam. Ya tentu saja bagi sebagian pengamat hal tersebut bentuk bunuh diri.

Gitu Kak Grace... jadi ga perlu merem melek di TV dengan gaya kenes. Nggak banget!