Ikhlas Menerima Takdir - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

03 April 2019

Ikhlas Menerima Takdir


Penulis: Ahmad Ishomuddin


Atorcator.Com - Tiada kesedihan hati yang lebih berat dari pada harus berpisah dari orang yang dicintai. Semua orang pasti pernah atau akan berpisah dari orang-orang yang terdekatnya. Takdir "kematian" yang pasti adanya, tak diketahui kapan saatnya, tak disukainya, yang tak seorangpun mampu menghindarinya itu telah memisahkan seseorang dari orang-orang yang dicintai dan mencintainya.

Terhadap  takdir "kematian" atau semacamnya yang kedatangannya tak pernah diharapkan itu kita "terpaksa" menerima.  Setiap makhluk berjiwa tak pernah mampu lari menjauh sejauh-jauhnya darinya. Takdir Tuhan itu harus diterima dengan rasa ikhlas dan hati yang penuh kesabaran. Sebab jika tidak, yang ada hanyalah kekecewaan, kesedihan yang berlarut-larut, muram durja berkepanjangan, atau memprotes keadilan Tuhan yang membuat-Nya murka. Semua itu pasti menganiaya diri sendiri dengan cara mengguncang ketenangan jiwanya dan merusak kesehatan raganya.

Apa dan siapa yang selama ini kita  merasa memilikinya, pada hakikatnya bukanlah milik kita, tetapi milik Tuhan yang "dititipkan" kepada kita. Saat barang titipan itu diambil kembali oleh Sang Pemilik Yang Maha Kuasa, maka tiada kuasa sedikitpun menolaknya. Sungguh tak pantas bagi kita kecuali dengan rasa ikhlas dan suka rela melepaskannya. Meski tentu terbersit kesedihan saat perpisahan yang tak terhindarkan, namun kesedihan itu tidak perlu berlebihan dengan terus diperturutkan. Tak ada gunanya hidup berlama-lama tenggelam dalam kesedihan. Begitulah siklus perjalanan kehidupan dan kematian yang terus berlangsung dipergilirkan.

Dengan sepenuh keyakinan kita percaya bahwa semua serba teratur sebagai siklus kehidupan yang tak terhindarkan. Kita adalah milik Allah dan hanya kepada-Nya kita semua pasti kembali. Kita hanya perlu selalu memperbaiki diri dan hati, mempersiapkan bekal kembali kepada-Nya dengan hati yang bersih, kembali dengan jiwa yang tenang, mendapatkan rida-Nya, dan dengan bahagia masuk ke dalam surga-Nya.



Baca juga