Kisah Nabi Uzair As - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

22 April 2019

Kisah Nabi Uzair As

arabic

Penulis: Ahmad Maimun Nafis
(Santri Al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah) 

Atorcator.Com - Terheran-heran nabi Uzair pagi itu menatap reruntuhan satu kota seraya berucap "bagaimanakah Allah menghidupkan kembali kota mati ini?". Terlelap ia memejamkan matanya tanpa sadar bahwa sebenarnya ia telah wafat.

Uzair membuka kedua matanya dan ia menemukan hari telah sore (sejatinya ia telah bangkit dari kematiannya). Seorang malaikat bertanya "berapa lama engkau tidur?". "Seharian, atau justru setengah hari" jawabnya mengira. Ia masih merasa tidur sejak pagi hingga sore hari.

"Tidak!" Bantah sang malaikat "kau telah tidur seratus tahun. Coba lihat makanan dan minumanmu! Coba lihat keledai yang kau tunggangi". Benar saja ia telah menemukan keledainya sudah berupa tulang belulang.

Allah menunjukkan kuasaNya sekaligus menjawab pertanyaan Uzair seratus tahun yang lalu. Tulang belulang itu tiba-tiba tersusun kembali dan perlahan terbungkus daging terbungkus kulit. Kembali seperti sediakala.

Uzair pulang ke rumahnya dan melihat kampung halamannya itu telah banyak berubah. Seorang wanita renta dan buta berusia 120 tahun terlihat sedang duduk di depan pintu rumahnya.

"Bukankah ini rumah Uzair?" Ia mencoba bertanya. "Iya" sang wanita tua menjawab dan menangis tersedu "Sudah bertahun-tahun tak pernah ada yang menyebut nama itu lagi". "Aku Uzair" ia mencoba meyakinkan.

"Doa Uzair akan selalu dikabulkan tuhan, berdoalah agar mataku yang buta ini bisa melihat kembali" wanita itu menguji. "Baiklah" Nabi Uzair akhirnya berdoa dan benar saja kedua matanya kini bisa melihat kembali.

Pergilah sang wanita mengajak Uzair ke kumpulan bani Israel yang kebetulan putranya sedang berada di sana (usia putranya kini telah lebih seratus tahun). "Pemuda ini adalah Uzair" sang wanita mengawali pembicaraannya. Sudah barang pasti pernyataannya itu tidak akan dengan mudah dipercaya. Seluruh kumpulan itu tidak mempercayai ucapannya itu.

"Bukankah aku wanita buta? Sekarang aku bisa melihat karena doa darinya. Ia adalah Uzair". Seluruh orang tertegun.

Putra Uzair menyela "ayahku memiliki tanda hitam seperti bulan di punggungnya. Tunjukkan!". Uzair membukanya dan memperlihatkan tanda hitam itu ke semua orang.

Seorang dari mereka masih ragu dan mencoba bertanya "Bukhtanashar telah mambakar seliruh Taurat kami. Dan dahulu Uzair adalah penghafal Taurat. ia sangat menguasainya. Bacakan kami Taurat!". Uzair lantas membacakan ayat-ayat Taurat di luar kepala.

Terkagum mereka melihat kedatangan Uzair. Seorang Nabi yang telah satu abad menghilang telah kembali dengan cara yang sangat tidak biasa. Ia bahkan terlihat lebih muda dibanding cucu-cucunya.

Rasa cinta dan rindu mereka tidak berakhir baik. hal ini justru menjadi petaka. Begitu besar rasa kagum itu sehingga mereka beranggapan "Uzair adalah anak tuhan".
. . . . .

Petik sendiri hikmahnya! Sudah.

Sumber: Facebook Maimun Nafis