Tuhan Pun Diajak Ke TPS - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

17 April 2019

Tuhan Pun Diajak Ke TPS

 
liputan6
Penulis: Haryo Setyo Wibowo

Atorcator.Com- Manusia terbukti kerap mengajak Tuhan bersekutu melalui doa. Agamis memang. Sayangnya, doa yang terucap juga kerap membuktikan bah
wa manusia adalah makhluk yang di dalam tubuhnya tertanam benak untuk selalu bersiasat. Termasuk terhadap tuhannya.

Sepintas tunduk, sekilas takluk, tetapi 'ngglibeng'

"Ya, Allah... aku tunduk pada kebesaranmu. Buatlah panen kali ini melimpah, agar aku tidak kekurangan sehingga terhindar berbuat dosa"

"Duh Gusti, semoga dia yang begitu dekat dengan kami rakyatnya ini menjadi presiden lagi. Entah nasib kami kalau yang jadi orang yang lalim itu"

"Tuhan, bangsa ini telah lama kehilangan martabat. Semoga patriot sejati itu menjadi presiden baru. Jangan sampai kami kembali dipimpin orang yang lemah"

Begitulah manusia terhadap tuhannya. Seolah menundukkan diri begitu rendah, beberapa saat kemudian memerangkapnya. Apa yang sesungguhnya terjadi? Bisa jadi akal membuat manusia merevolusi dirinya sendiri untuk mampu bernegosiasi dengan Tuhan.

Manusia terhadap Tuhan dalam keyakinan saya pun boleh bercakap secara intim. Bahkan pernah baca "entah dimana" untuk hal remeh temeh pun diperkenankan. Kalau pun tak terucap, dalam angan-angan pun oke.

Contoh, meminta makanan dan pakaian karena memang dia pemberi rejeki. Itu belum seberapa. Bahkan minta srampat sandal pun boleh.

Jadi bukan mempermasalahkan doanya sebenarnya. Redaksionalnya memang yang acap kali bermasalah. Soal pilpres, doa terbaik tentu bukan kemenangan capres dambaannya, tetapi doa agar tidak stress mendapatkan hasil yang bisa jadi membuat kepala senut-senut hati berkunang-kunang, siang jadi gelap, malam jadi terang. Pokoknya kebolak balik!

Lain halnya kalau redaksinya kita ubah agar Tuhan tersenyum.

"Ya Tuhan, kali ini saja Liverpool jadi juara EPL. Aku telah berlangganan tv cable 15 musim. Tapi tidak mengapa, Han, walau 27 tahun puasa gelar sudah teramat lama. Semoga kau mampukan kami untuk terus berlangganan, dan bahkan mendirikan sekolah bola untuk orang tidak mampu. Dengarkanlah permohonanku. Amin"

Tuhan memang ada dimana-mana. Ada di TPS, juga di stadion sepakbola. Tetapi kerap tidak kita hadirkan di hati.

Tuhan tidak pernah memilih siapa pemenangnya. Manusia diberi akal yang murwat untuk dapat dipergunakan membangun sistem politik maupun sistem kompetisinya.

Vox populi vox dei, dalam bahasa mbah saya hanya gugon tuhon!

Sumber: Facebook Haryo Setyo Wibowo