Akibat Kecurangan, Beginilah Sikap yang Diambil Oleh Rasulullah - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

26 Mei 2019

Akibat Kecurangan, Beginilah Sikap yang Diambil Oleh Rasulullah

Ilustrasi foto (Demo Bawaslu)
Penulis: KH. DR. Miftah el-Banjary, MA

Atorcator.Com - Ada banyak peristiwa kecurangan dan pengkhianatan yang dicatat dalam sejarah peradaban Islam terhadap Rasulullah dan pasukan kaum muslimin, baik yang dilakukan oleh kaum kafir Quraisy di Makkah, kaum Munafikin di Madinah, suku-suku bangsa Yahudi Arab di Makkah maupun di Madinah, bahkan di kalangan para sahabat terdekat.

Namun, dari sekian pengkhianatan dan kecurangan terbesar dalam sejarah tercatat pada pasca perjanjian Hudaibiyah yang terjadi pada tahun ke-6 Hijriyyah atau pada tahun 628 M.

Perjanjian Hudaibiyyah adalah perjanjian kesepakatan antara kaum muslimin dan kafir musyrikin di Mekkah yang dilangsungkan di sebuah tempat bernama Hudaibiyah.

Terjadi perjanjian kesepakatan itu, disebabkan pelarangan kaum musyrikin Makkah terhadap kaum muslimin yang ingin menunaikan ibadah umrah memasuki kota Makkah.

Diantara beberapa point kesepakatan dalam perjanjian tersebut bahwa pihak kaum muslimin dan kafir Quraisy harus melakukan gencatan senjata untuk tidak melakukan peperangan selama 10 tahun.

Perjanjian itu juga berlaku atas masing-masing kubu yang ikut berkoalisi pada kedua belah pihak. Pihak yang berkoalisi terhadap kaum muslimin adalah suku Khuza'ah, sedangkan kubu yang berkoalisi terhadap kafir Musyrikin Makkah adalah suku Bakr.

Suku Khuza'ah dan Suku Bakr sejak sedari awal memang selalu bermusuhan. Sampai pada suatu ketika, suku Bakr menyerang suku Khuzu'ah di tengah malam.

Suku Khuzu'ah yang merupakan koalisi kaum muslimin mengadukan hal tersebut pada Rasulullah sebagai sebuah tindakan pengkhianatan dan kecurangan dalam perjanjian kesepakatan Hudaibiyah.

Maka akhir dari pengkhianatan dan kecurangan itu, Rasulullah mempersiapkan 10.000 orang pasukan untuk menyerang Makkah atau lebih dikenal dengan sebutan Fath Makkah yang terjadi pada tahun ke-8 H atau tahun 630 M.


Rasulullah melakukan serangan balasan atas segala tindakan pengkhianatan dan kecurangan. Inilah pelajaran penting yang bisa kita ambil dari sejarah Nabawiyyah yang tidak mentoleransi sebuah kecurangan dan pengkhianatan dalam kesepakatan diplomasi ketatanegaraan.

  • KH. DR. Miftah el-Banjary, MA Penulis National Bestseller | Dosen | Pakar Linguistik Arab & Sejarah Peradaban Islam | Lulusan Institute of Arab Studies Cairo Mesir