KH Said Aqil Siradj di Multaqo: Ulama Harus Memberikan Rasa Optimis dan Tidak Mengadu Domba - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

04 Mei 2019

KH Said Aqil Siradj di Multaqo: Ulama Harus Memberikan Rasa Optimis dan Tidak Mengadu Domba

suara.com

Penulis: Redaksi

Atorcator.Com - Ketua Umum PBNU, KH said Aqil Siradj memberikan tausiyahnya perihal belakang ini yang kerap bikin orang kebingungan dalam mengikuti junjungannya yang disebut sebagai ulama. Hal ini beliau tegaskan ketika menghadiri Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim yang dilaksanakan di Hotel Kartika Chandra, Jumat malam 3 Mei 2019.

"Kita harus optimis, tidak ada ulama menakut-nakuti, tidak ada ulama mengintimidasi, tidak ada ulama membuat pesimistis," ungkapnya.

Seperti dilansir dari Tempo media, KH. Said Aqil Siradj berharap peran ulama mampu mengayomi masyarakat dan memberi contoh yang baik. Menyitir kisah dari Alquran, Said juga mengatakan ulama tak boleh memaksakan sesuatu, apalagi hingga mengancam dan melakukan tindakan kekerasan.

"Para ulama memberi contoh berkata benar, tidak pernah bohong, tidak mengadu domba, berkata apa adanya, tidak fitnah, apalagi ujaran kebencian," kata Said.

Said pun berpesan agar para ulama dan umat Islam tak termakan oleh fitnah, adu domba, dan ujaran kebencian. Dia mewanti-wanti jangan sampai ada yang terpengaruh hingga menimbulkan perpecahan.

Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim ini disebut diikuti oleh ribuan ulama. Perwakilan panitia multaqo, Manarul Hidayah, mengatakan acara ini diinisiasi oleh pimpinan pesantren di Rembang, Jawa Tengah, KH. Maimoen Zubair dan ulama asal Pekalongan juga Ketua MUI Jawa Tengah, Habib Lutfi bin Yahya.

Manarul mengatakan melalui multaqo ini mereka mengajak para ulama, habaib, dan cendekiawan muslim untuk memberikan teladan menjaga situasi damai pasca pemilu dan menjelang Ramadan. Dia menyebut stabilitas keamanan nasional sangat erat hubungannya dengan keimanan.

"Ketika keimanan lenyap, keamanan akan tergoncang. Dua unsur ini saling mendukung," kata Manarul di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Jumat malam, 3 Mei 2019, seperti dilansir dari Tempo media.