KH A Suyuthi Abdul Qadir: Sang Pembaharu (Mujaddid) - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

22 Mei 2019

KH A Suyuthi Abdul Qadir: Sang Pembaharu (Mujaddid)

Ilustrasi foto (Bangkit Media)
Penulis: Jamal Ma’mur Asmani

Atorcator.Com - Dr. M. Ghufran, M.Ag, Dosen Pasca Sarjana IAIN Salatiga yang juga alumnus Madrasah Raudlatul Ulum Guyangan Dan putra Salah satu guru Guyangan, yaitu KH Ma'ruf, dalam dialog interaktif "Menggaungkan Kembali Perjuangan KH A Suyuthi Abdul Qadir" di Salatiga yang diselenggarakan IKAMARU Nusantara menyatakan:

KH A Suyuthi Abdul Qadir adalah sosok Pembaharu yang membangkitkan semangat Kebangkitan Islam di Guyangan khususnya Dan Kabupaten Pati pada umumnya. Guyangan yang dulunya masih belum mengenal Agama berubah menjadi Guyangan sebagai Pusat Ilmu Dan Peradaban yang menjadi lumbung kaderisasi Penerus perjuangan Islam ala Ahlussunnah Wal Jamaah.

KH A Suyuthi Abdul Qadir berperan dalam menegakkan hujjah (argumentasi Agama), baik yang normatif atau naqliyyah maupun yang rasional atau aqliyyah. Hujjah ini baik yang berkaitan dengan tauhid kepada Allah atau Nabi.

KH A Suyuthi Abdul Qadir juga berperan dalam penegakan ilmu syara' yang berkaitan dengan Tafsir, hadis, fiqh, Dan disiplin ilmu yang lain. Beliau dalam konteks dedikasi sosial, melindungi orang-orang yang Harus mendapat perlindungan, baik Muslim maupun nonmuslim.

KH A Suyuthi Abdul Qadir adalah kiai sejati karena menjadi sosok Ulama yang mengamalkan ilmunya, konsisten dengan sifat-sifat mulia, Dan memahami masyarakatnya, sehingga eksistensinya diakui Dan didukung masyarakat dengan sepenuh hati.

KH A Suyuthi Abdul Qadir menjadi sosok Ulama teladan yang berhasil membuang sifat ananiyyah yakni sifat yang menonjolkan ego pribadi melebur dalam sifat nahnuniyyah yakni sifat yang mengedepankan kepentingan bersama.

Hal ini ditegaskan dalam Alfiyyah Ibnu Malik

للرفع والنصب والجر نا صلح كاعرف بنا فإننا نلنا المنح

Nahnu atau Kita adalah nilai nilai yang tidak menempatkan kepentingan pribadi sebagai obsesinya tapi nilai nilai yang mengedepankan kepentingan kolektif, sehingga seseorang akan Selalu aktif berjuang Demi kemajuan bersama, meskipun posisinya tidak menjadi pemimpin struktural. Di manapun posisinya, perjuangannya Selalu didedikasikan untuk orang lain yang dilalukan dengan ikhlas.


Semoga Kita mampu meneladani perjuangan KH A Suyuthi Abdul Qadir, Amin.

  • Jamal Ma’mur Asmani Direktur Lembaga Studi Kitab Kuning (LESKA) Pati Jawa Tengah