Mereka Berusaha Mengadu Domba TNI-POLRI - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

28 Mei 2019

Mereka Berusaha Mengadu Domba TNI-POLRI

Ilustrasi foto (Kabar 24)
 Penulis: Dimas Supriyanto

Atorcator.Com - Setelah gagal melakukan pembrontakan lewat kerusuhan jalanan, kaum militan-radikalis pendukung kubu capres kalah,  kini memprovokasi TNI dan mengadu domba dengan jajaran POLRI.

Beredar di Twitter, video di sebuah aula,  para perusuh memuji muji TNI,  sambil mencaci maki Brimob dalam rangka mengadu domba.

Ada sejumlah anggota TNI berseragam di situ dan diam saja.

Semoga TNI nya yang ada di sana masih berjiwa Pancasila, merah putih,  NKRI dan  tidak ikut terkontaminasi paham HTI - FPI  - PKS; kaum Monaslimin dan Beringaslimin di situ.

Agar diketahui bahwa TNI itu orang Indonesia dan lahir di Indonesia yang Insya Allah akan mati juga di bumi Indonesia. Karena itu, sesuai sumpah prajurit, dan Sapta Marga harus berjuang untuk mengamankan dan mempertahankan persatuan Indonesia. Mewaspadai ajaran radikalis-anarkis anti NKRI.

Sistem Demokrasi dan Republik - ajaran  Islam, Kristen, Budha dan Hindu -  sepenuhnya ideologi dan ajaran asing - yang diimpor dan diterapkan dan diajarkan para pendahulu dan leluhur di sini dengan mengambil nilai nilai yang sudah disesuaikan dengan budaya Nusantara dan kearifan leluhur di bumi Indonesia.

Kita tidak menganut demokrasi liberal ala Amerika dan kita tidak menganut Republik Islam seperti Iran dan Pakistan!

Islam di Indonesia bukan  Islam Arab, yang memotong tangan pencuri dan menebas kepala penjahat negara.  Kristen dan Katolik kita bukan seperti Jerusalem dan Vatikan.  Hindu kita sudah membumi sebagaimana terlihat di lereng Gunung Tengger dan pulau Bali. Sedangkan ajaran Budha tetaplah mengajarkan damai dan ‘welas asih’ yang sesuai dengan nilai nilai universal.

Semua nilai-nilai yang ada disesuaikan dengan budaya bumi Nusantara – yang kini menjadi Republik Indonesia kia.

Omong kosong dengan ajaran kaffah!

Kita hidup di abad 21 di Indonesia di tahun 2019  – di bumi Nusantara. Bukan di gurun  pasir di jazirah Arab, di abad 6 masehi.

Siapa yang menjamin bahwa ajaran itu asli?!

Saudaraku TNI - POLRI, jangan mau diprovokasi ajaran radikal ISIS - yang mencari surga dengan cara membunuh orang dan menggorok leher warga sipil serta membakar anak anak dan manusia yang masih hidup. 

Jangan mau dihasut dan dikibuli ajaran HTI dan Ikhwanul Muslimin PKS  yang menjual agama demi kekuasaan dan seks. Kaum “poligamer” itu nyata nyata yang menjauhkan bangsa kita dari adat istiadat dan budaya leluhur di  bumi pertiwi.

Dihalaman Bawaslu dan sekitarnya, aparat polisi dan unit Brimob sudah bekerja dengan benar, sesuai Protap dan didukung sebagian  besar rakyat NKRI yang cinta damai, cinta persatuan.

Yang harus dikejar adalah mengapa kerusuhan itu terjadi?  Karena seharusnya tidak ada demo anarkis.

Komandan polisi dari Polres Jakarta Pusat sudah memohon mohon dan melakukan persuasi dengan sangat sabar.

Mengapa peringatan berkali kali tidak digubris? Bahkan dibalas dengan lemparan batu dan mercon. Main bakar dan brutal.

Sesungguhnya dalam situasi rusuh tindakan di luar kendali aparat bisa saja terjadi.

TNI pun pernah melakukannya di wilayah wilayah konflik, seperti di Timtim dan Aceh.


Represi aparat di sekitar Bawaslu pada 21 - 22 Mei 2019 tidak akan terjadi  jika elite yang kalah mau mengaku kalah dan berlaku sportif.