Nuzulul Qur'an Sebagai Energi Positif Meningkatkan Budaya Literasi - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

22 Mei 2019

Nuzulul Qur'an Sebagai Energi Positif Meningkatkan Budaya Literasi

Ilustrasi foto (Moh. Syahri)
Penulis: Moh. Syahri

Atorcator.Com - Satu hal yang sangat penting untuk kita ketahui bahwa Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar nabi Muhammad Saw. Al-Qur'an tidak akan pernah lekang oleh zaman, tetap menjadi rujukan utama dalam segala persoalan. Al-Qur'an adalah kitab yang wajib kita yakini kebenarannya sebagai pedoman hidup.

Memang pada hakikatnya Allah yang menjaga Al-Qur'an sebagaimana Firman-Nya

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُون

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya.”

Meskipun demikian, Al-Qur'an harus tetap kita jaga kesuciannya, dan dijaga kehormatannya, dalam artian kita tidak boleh sembarangan dalam menggunakan Al-Qur'an. Karena Al-Qur’an merupakan kitab suci yang Allah karuniakan kepada kita.

Mari kita ingat-ingat kembali Wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad, yaitu Q.S Alalaq [96]: 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (١) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (٢) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (٣) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (٤) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (٥

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3). Yang mengajar (manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5)

Dengan ayat di atas memaknai Nuzulul Qur'an dalam konteks ini, saya akan lebih menyoroti lafadz iqro' dan al_qolam, membaca dan menulis. Seberapa pentingkah membaca dan menulis? Keduanya harus bersinergi, karena membaca tanpa menulis sama halnya dengan bertahanan dalam sepakbola tanpa menyerang, akhirnya kebobolan, begitu juga dengan menulis tanpa membaca ibarat menyerang nggak gol-gol karena tendangannya tidak akurat dan tidak tepat sasaran (alias kosong isi).

Dengan demikian, peristiwa Nuzulul Qur'an satu sisi bisa dimaknai dengan bangkitnya budaya literasi. Dengan membaca dan menulis akan membuka ruang diskursus yang produktif. Perbedaan pendapat tidak lantas menjadi malapetaka, tetapi justru menjadi kekayaan pengetahuan berharga dan menjadi karya yang akan terus kita baca.

  • Moh. Syahri Founder Atorcator dan Pimpinan Redaksi Atorcator. Pernah nyantri di PP. Darul Istiqomah Batuan Sumenep Madura