Ramadan Bulan Barakah, Maghfirah, dan Itqun Minan nar - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

08 Mei 2019

Ramadan Bulan Barakah, Maghfirah, dan Itqun Minan nar

Coutercurrents
Penulis: Prof. Rochmat Wahab

Atorcator.Com - Di awal Ramadan sering kita ikuti kajian bahwa Bulan Ramadan itu dapat diakatgoriokan menjadi 10 hari pertama (awal), kedua (tengah) dan ketiga (akhir). Pembagian ini merujuak pada Hadits Rasulullah saw, yang artinya: “Awal bulan Ramadan adalah rahmah, pertengahannya maghfirah, dan akhirnya ‘itqun minan naar (pembebasan dari neraka). ”Setelah ditelusuri oleh para Ahli Hadits, bahwa matan hadits ini dzaif dan munkar. Karena itu kita perlu berhati-hati. Walaupun demikian hadits ini dzaif dan munkar, namun karena hadits ini tidak terkait dengan tauhid, melainkan sifatnya fadzailul a’mal, maka masih dibenarkan matan hadits ini untuk rujukan ummat Islam dalam meningkatkan amal sholehnya.

Pertama, awal Ramadan adalah barakah. Dalam bahasa Arab, barokah bermakna tetapnya sesuatu, dan bisa juga mempunyai makna bertambah atau berkembangnya. Al Barakah adalah kebaikan yang banyak lagi tetap. Al Barakah (keberkahan) adalah kebaikan yang banyak dan tetap pada sesuatu, baik harta, anak maupun ilmu. Syarah Shahih Muslim karya Imam Nawawi disebutkan, berkah memiliki dua arti:

(1) tumbuh, berkembang, atau bertambah; dan
(2) kebaikan yang berkesinambungan.

Menurut Imam Nawawi, asal makna berkah ialah “kebaikan yang banyak dan abadi” Menurut istilah, berkah (barokah) artinya ziyadatul khair, yakni “bertambahnya kebaikan” (Imam Al-Ghazali). Ibnul Qayyim rahimahullah, mengartikan keberkahan tersebut adalah”langgengnya kebaikan dan berlipat-lipatnya atau bertambahnya kebaikan”. Kita tahu bahwa di bulan Ramadan banyak keutamaan, bahwa pahala untuk ibadah wajib dan sunnah berbeda dibandingkan daripada di bulan lainnya, demikian juga kesempatan untuk beribadah.

Keutamaan diberikan, karena seuatu amalan yang sangat berat dari tidak puasa menjadi puasa, yang membutuhkan adaptasi fisik, pikiran, emosi, dan spiritual. Jika berhasil melaksanakan puasa dengan baik, maka diperoleh keberkahan dan keutamaan. Karena itu sayang sekali jika tidak memanfaatkannya dengan baik, sampai tidak berpuasa tanpa uzur yang jelas.

Kedua, mendapatkan maghfirah. Maghirah dapat dimaknai sebagai ampunan dari Allah swt, yang dosa-dosa kita ditutupi oleh Allah swt. Berlimpahnya maghfiroh dari Allah ini memang tidak mengherankan, mengingat Allah SWT memiliki sifat Al-Ghaffar (Maha pengampun).  Kata Al Ghaffar terambil dari akar kata "Ghafara" artinya "menutup" yang berarti Dia menutupi dosa hamba-hamba-Nya karena kemurahan dan anugerah-Nya.

Sedang Ada juga yang berpendapat dari kata "al ghafaru" yakni "sejenis tumbuhan yang digunakan untuk mengobati luka" yang berarti Allah menganugerahi hamba-Nya penyesalan atas dosa-dosa, sehingga penyesalan ini berakibat kesembuhan, yakni terhapus dosa. (Ibnu Abbas). Asma Allah Al-Ghaffar juga dapat difahami dalam arti " Yang Maha Luas Ampunan-Nya". sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya Rabb-mu sangat luas maghfirah-Nya (QS. At- Taubah:117). Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mengerjakan ibadah (qiyam) pada bulan Ramadhan karena iman dan mencari ridha Allah semata, maka diampunilah dosanya yang telah lalu (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Berkenaan dengan maghfirah yang dijanjikan oleh Allah swt, maka pada sepuluh hari kedua Ramadan merupakan hari yang penuh dengan magfirah. Dengan terbiasanya kita dalam menjalankan ibadah wajib atau berpuasa, maka ibadah yang lain atau ibadah sunnah seperti shalat malam, berzikir, membaca al- Qur’an dan amalan baik yang lainnya harus lebih diperbanyak dan harus lebih semangat lagi. Karena di waktu ini Allah swt banyak memberi maghfiroh kepada umat-Nya yang rajin beribadah.

Serta Allah swt akan mengampuni dosa-dosa umat-Nya yang mau memohon ampun dengan taubatan nashuha atau memohon dengan penuh keikhlasan dan bersungguh–sungguh. Thuubu ilallaah taubatan nashuhaa. Dikuatkan lagi dengan, ud’unii astajib lakum. Untuk itu, janganlah kita menyia–nyiakan waktu ini. Semoga kita selalu mendapat magfirah dari Allah swt.

Ketiga, marilah kita memohon itqun minan naar. Itqun minan naar itu sangat penting. Karena setiap do’a kita dalam memohon kebaikan dari Allah swt, kita akhiri dengan “lindungilah kami dari siksa api neraka” (waqinaa adzaaban naar).

Untuk kita bisa bebas dari siksa neraka maka kita harus bunuh api-api kehidupan, pertama api hawa nafsu, yang harus diselesaikan dengan nafsu yang diridloi oleh Allah swt; kedua nafsu syaithoniyah yang dibunuh dengan puasa yang dilandasi dengan iman yang benar; dan ketiga api hasad dengki, dendam dan permusuhan, yang harus dijauhi dengan membiasakan diri dengan husnudzon.
Selain itu langkah nyata yang dapat dilakukan pada waktu sepeuluh terakhir Ramadan dengan meningkatkan amalan kita di antaranya:

(1) Lebih giat dan bersungguh-sungguh dalam beribadah
(2) Banyak berdo’a
(3) I’tikaf di masjid
(4) Memperbanyak shalat malam, dan
(5) Bersungguh-sungguh dalam meraih malam Lailatul Qadar.

Setelah kita ikuti sedikit uraian di atas, bahwa pembagian sepuluh hari pertama, tengah dan akhir, itu terutama untuk memudahkan dalam menjelaskan fokus penting dalam beribadah. Namun dalam prakteknya bahwa ketiganya, yaitu barakah, maghfirah dan itqun minan naar itu seharusnya terjadi selama bulan Ramadan. Bahwa pada putaran sepuluh hari pertama, kita juga sudah bisa di samping melakukan mohon barakah. Kita juga melakukan amalan yang terkait dengan istighfar dan amalan yang bisa mengantar kita untuk bisa menjauhkan diri kita dari neraka.

Demikian pula pada pertengahan dan terakhir Ramadan kita bisa juga mengharapkan barakah, terlebih-lebih pada waktu lailatul Qadar dan waktu-waktu puncak-puncaknya di akhir Ramadan, kita juga bisa menuntaskan istighfar di saat kita i’tikaf dan di saat lailatul qadar. Yang penting disini, bagaimana kita bisa memaknai waktu Ramadan dengan amal-amal yang terbaik. Momentum Ramadan adalah sesuatu yang terbaik, yang diberikan oleh allah swt, bagaimana kita bisa menjadi menang dan kembali ke fitrah setelah mengakhiri Ramadan nanti. Semoga.

Amin