Wajah Islam yang Semakin Kaku - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

11 Mei 2019

Wajah Islam yang Semakin Kaku

Redaksi Indoensia
Penulis: Agung

Atorcator.Com - Saya ingat jaman dulu pernah bertanya pada guru2 ngaji saya, tentang siapa saja yang gak di wajibakan puasa : dan jawabannya tentu saja nonmuslim tapi untuk umat islam pun ada banyak yang tidak berkewajiban puasa seperti : Wanita hamil atau menyusui, wanita sedang datang bulan / pms, orang sakit, para pekerja keras seperti buruh, kuli, dll yang mengandalkan fisik dimana seandainya mereka berpuasa justru malah membuat mereka lemah dan bisa menimbulkan kecelakaan kerja, dan berbagai profesi spesifik lainnya.

Saat itu saya rasa wajah islam cukup fleksible dimana hukum fiqih tidak mengikat secara kaku dan cenderung kondisional, tapi hari ini kita bisa melihat wajah islam semakin kaku dan keras, seperti contohnya di bawah ini dimana di Padang rumah makan yang buka dibulan ramadhan malah di pasangin plang "hanyak untuk nonmuslim" doang. Hal ini sebenarnya lucu dan agak sayah padahal fiqih lama islam sendiri menjelaskan bahwa yang muslim sendiri dalam beberapa kasus boleh kok gak puasa ramadhan.

Saya tidak tahu fiqih model apa yang di pake oleh pemda padang ini atau apakah fiqih yang saya pelajari dulu yang sesat, tapi yang jelas dengan melabelin rumah makan yang buka di bulan ramadhan cuman untuk yang nonmuslim saja itu juga termasuk diskriminasi kepada muslim dan nonmuslim yang gak berpuasa, ya walaupun hal ini memang lebih baik ketimbang kayak kelakuan laskar nasi bungkus from fetamburan city yang saban ramadahan selalu berniat menutup paksa warung makan yang buka karena mereka parno puasanya batal atau terganggu dengan orang yang sedang makan.

Tapi semua hal seperti memaksa warung makan tutup atau melabelin warung makan seperti ini sebenarnya merupakan trend baru dalam dunia islam hari ini, yang jaman dulu seingat saya gak pernah ada kejadian seperti ini, dan ironisnya trend baru ini malah di adopsi oleh ormas2 islam dan pemerintah daerah yang overdosi berimannya, yang justru membuat citra islam semakin jelek karena dianggap semakin kaku dan keras.

Pada akhirnya walaupun banyak orang islam yang bilang "jangan menilai islam dari kelakuan umatnya yang buruk, tapi nilailah dari ajaran agamanya" hal semacam itu semakin terdengar absurd karena justru hari ini semakin banyak umat islam yang kelakuannya semakin keras, kaku, intoleran, dan terkadang justru bertentangan dengan fiqih lama islam sendiri. Jadi bagaimana orang2 di luar islam mau menilai islam adalah agama yang rahmatan lil alamin klo banyak kelakuan umat islam sendiri tidak terlalu mencerminkan hal itu ?? hal ini harusnya jadi perenungan bagi umat islam.

Sumber: Status Facebook Agung