Kebenaran Hadits "Dibalik Skenario Trend Simbolik Akhir Zaman" - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

13 Juni 2019

Kebenaran Hadits "Dibalik Skenario Trend Simbolik Akhir Zaman"

 Penulis: KH. DR. Miftah el-Banjary, MA
________
Editor: Syarifah
Publisher: Nailatul izzah
Ilustrasi foto (Duta-Islam)

Atorcator.Com - Diantara hadits Rasulullah shallallahu alaihi wassalam yang diriwayatkan oleh Abu Sa'id al-Khudri radhiyallahu 'anhu:

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ، عَنِ النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- قَالَ: «لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ». قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ: الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى؟ قَالَ: «فَمَنْ»؟

Dari Abi Sa'id al-Khudri dari Nabi shallallahu alaihi wassalam bersabda: "Sungguh kalian akan mengikuti tradisi-tradisi umat-umat terdahulu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun, kalian akan mengikuti mereka. Lantas para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah mereka golongan Yahudi dan Nasrani? Rasulullah menjawab, "Siapa lagi jika bukan mereka?!"

Dari hadits ini, mengisyaratkan bahwa ancaman bagi kaum muslimin di akhir zaman, mereka akan rentan dan mudah sekali terjebak dalam adat tradisi dan kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nasrani dalam banyak demensi kehidupan.

Faktanya hari ini, banyak kaum muslimin yang telah kehilangan identitas keislaman mereka. Mereka tidak lagi bangga dengan simbol-simbol keislaman mereka, bahkan cenderung minder dan malu menunjukkan identitas kemusliman mereka sesungguhnya.

Bahkan justru hari ini, banyak orang yang merasa bangga dan sudah merasa modern hanya dengan mengikuti trend kekininian ala Western, ala Eropa, ala Korea, ala Jepang, dan trend kekinian non-Islami lainnya; yang sejatinya tidak sedikit menyimpang dari tradisi kehidupan role seorang muslim.

Baik dari model fashion, penampilan, gaya berpakaian, menu makanan, gaya bicara, jenis musik, hiburan, life style, hingga pola pemikiran yang mengusung ide dan wacana liberalisasi dan sekulerisasi.

Islam sesungguhnya tidak membatasi kemajuan, Islam juga tidak menghalangi modernisasi, selama batas-batas identitas dan jati diri keislaman itu tetap dijaga dan dipertahankan. Islam bukan sekedar belief; kepercayaan, tapi Islam juga model role yang memiliki standar nilai yang mengatur semua lini kehidupan umatnya dari bangun tidur hingga tidur lagi.

Hari ini, banyak umat Islam yang lebih bangga merayakan hari ulang tahun dengan tiup lilin diiringi nyanyian "Happy Birthday", ketimbang mensyukuri hari miladnya dengan cara berpuasa, bersedekah, dan berdoa, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dalam setiap kali merayakan hari kelahiran beliau.

Hari ini, banyak orang Islam lebih memilih mempercayai ramalan zodiak perbintangan, ketimbang mempercayai kebenaran al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihiwassalam serta fatwa para ulama shalihin.

Hari ini, banyak anak-anak muda generasi Islam yang lebih suka mendengarkan lagu-lagu Barat, K Pop, Jazz, Rock, dan genre musik-musik non-Islami, ketimbang menyimak tilawah para qari melantunkan lagu-lagu indah al-Qur'an serta lantunan shalawat-shalawat kecintaan terhadap Rasulullah.

Hari ini, banyak orang Islam yang lebih mengenal serta memfavoritkan idola pemain sepakbola dunia, aktor film-film Holywood, bintang aktris drama Korea, sejumlah selebritis dan penyanyi idola mereka, daripada mengenal sejarah para ulama dan tokoh pejuang Islam yang berjasa besar terhadap Islam.

Sampai pada akhirnya, penggunaan simbol-simbol Yahudi dan Nasrani pada tempat-tempat ibadah kaum muslimin pun akan ditolerir. Seperti, simbol segitiga Piramid, mata satu Dajjal, simbol Illuminati dan sejenisnya akan dianggap biasa-biasa saja yang tidak perlu dipersoalkan.

Memang secara akidah, tidak ada yang kita khawatirkan dari simbol-simbol tersebut, simbol tersebut tidak akan sedikit mengubah, bahkan menggeser keyakinan kepercayaan tauhid kita. Akan tetapi, persoalannya bukan sekedar simbol-simbol itu.

Lebih dari itu, ada tujuan terselebung dibalik itu yang akan menggeser perlahan masuk ke dalam skenario dan rencana besar mereka, mengikuti ajaran mereka. Hal itu yang tidak kita inginkan dan tidak juga diinginkan oleh Rasulullah menimpa umatnya di akhir zaman, sebagaimana hadits di atas.

Inilah mengapa kaum muslimin harusnya peka dan kritis dalam persoalan akidah dan keagamaan, bukan sekedar simboliknya, akan tetapi pada "message" dan makna dari simbol tersebut yang tidak inginkan dan harus dihindari.

Inilah mengapa Rasulullah shallallahu alaihi wassalam semenjak 14 abad yang lalu, telah memberikan kabar tentang apa saja yang akan terjadi menjelang datangnya peristiwa akhir zaman. Dan hari ini, semua itu telah terbukti kebenarannya.


Semoga saja kita dan keluarga bukan termasuk dari golongan yang terjebak dalam skenario trend akhir zaman tersebut. Allahumma sallimna.

  • KH. DR. Miftah el-Banjary, MA Penulis National Bestseller | Dosen | Pakar Linguistik Arab & Sejarah Peradaban Islam | Lulusan Institute of Arab Studies Cairo Mesir