Ketika Seni Tak Lagi Berlaku di Hadapan Agama - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

17 Juli 2019

Ketika Seni Tak Lagi Berlaku di Hadapan Agama

Penulis: Budi Santoso Purwokartiko
Rabu 17 Juli 2019
Bumi-Bagus

Atorcator.Com - Pemerintah membangun institut seni tapi di daerah itu mengharamkan sebagian besar seni. Seni patung ketika menyerupai makhluk, haram. Bikin drama pakai celana saja, haram. Padahal dia sedang memerankan pria korban tsunami yang kehilangan baju, badannya luka. Lalu korban tsunami harus lengkap bajunya? Nggak nyeni lagi. Mau main musik, haram. Akhirnya institut itu kesulitan cari mahasiswa. Siapa salah?

Apakah hidup sesulit dan sesempit itu? Di depan para penganut aliran tertentu hidup memang jadi susah. Kekayaan jiwa, keagungan karya dan segala bentuk keindahan akan menjadi pemicu dosa. Dilarang ini dan dilarang itu.

Seni hanya akan berkembang dimana orang menghargai keindahan, menikmati cipta dan rasa. Jika pikiran mesum yang disimpan, maka seni akan dimusuhi. Dikira seniman tidak punya etika dan kontrol diri.

Saya takut membayangkan budaya negeri ini terkikis habis. Adat masyarakat agraris perlahan dilucuti: mulai pakaian, perlahan semua ditutup hanya menyisakan mata, lalu seni mulai dihambat mulai kostum, suara, gerak lama2 semua lenyap. Pada saat yang sama terdengar kabar di daerah yang sama seorang guru ngaji menyodomi belasan santrinya.

Alasannya? Cowok terus yang dilihat. Nah! Pria wanita diciptakan saling melengkapi, jangan dipisah. Pria punya rasa malu karena ada wanita. Pria punya tanggungjawab karena ada wanita. Dia akan jadi liar jika bergaul sesama pria. Jangan hambat kewajaran dengan aturan2 sempit yang justru bawa bencana :LGBT.

Hargai kenormalan dengan etika pergaulan yang wajar. Jangan pandang perempuan sebatas betina pembangkit dosa. Hargailah sebagai wanita yang perlu dilindungi, dihormati, diajak berpikir, bekerjasama. Jangan hanya hitungan penambah istri siri pemicu legalisasi poligami. Poligami atau nikah siri lebih mulia dari seni.?

Kita akan jadi saksi di dunia seperti apa manusia lebih bahagia: penikmat seni dan menghargai wanita atau pengharam seni dan penikmat betina.?

Source: Facebook Budi Santoso Purwokartiko