Membuang Sifat Merasa Lebih Baik dari Orang Lain - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

05 Juli 2019

Membuang Sifat Merasa Lebih Baik dari Orang Lain

Penulis: Abdul Adzim
Jumat 5 Juli 2019 00:56
Ilustrasi foto/Republika

Atorcator.Com - Berikut tips cara memandang orang lain agar terhindar dari perasaan sombong, ujub, dan merasa lebih baik, sebagaimana yang disampaikan Imam al-Ghazali dalam kitab Bidayatu Al-Hidayah:

• Keyakinanmu terhadap dirimu sendiri bahwa kamu lebih baik daripada orang lain itu adalah murni sebuah kebodohan. Sebaiknya kamu tidak memandang terhadap orang lain kecuali kamu melihatnya lebih baik pada dirimu dan segala keutamaan baginya, tidak bagimu.

Baca juga: Polemik Jabat Tangan Guru Saat Reuni Sekolah

• Jika kamu melihat anak kecil, maka ucapkanlah dalam hatimu: " Anak ini belum bermaksiat kepada Allah ﷻ, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya. Maka tidak diragukan lagi bahwa anak ini jauh lebih baik dariku ”.

• Jika kamu melihat orang tua, maka ucapkanlah dalam hatimu: "Dia telah beribadah kepada Allah ﷻ jauh lebih lama dariku, maka tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku”.

• Jika kamu melihat seorang yang berilmu, maka ucapkanlah dalam hatimu: " Orang ini telah diberi ilmu yang mana saya belum diberi, orang ini telah menyampaikan ilmu apa yang belum saya sampaikan, dan ia telah mengetahui apa yang tidak saya ketahui, bagaimana mungkin saya sama dengannya (bagaimana saya lebih baik darinya)?”.

• Jika kamu melihat seorang yang bodoh, maka katakanlah dalam hatimu: " Orang ini bermaksiat kepada Allah ﷻ kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepada-Nya padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak.

• Bila yang kau lihat itu orang kafir, maka katakanlah dalam hatimu: "Aku tidak tahu (tidak bisa menilainya) bisa saja kelak dia masuk Islam dan akhirnya berbuat baik serta terurai segala dosa-dosanya sebagaimana rambut yang terurai dari adonan. Sedangkan aku, bisa saja Allah ﷻ menyesatkanku, menjadi orang kafir, kemudian berakhir dengan perbuat jelek.Bisa saja kelak dia menjadi orang yang dekat dengan Allah ﷻ, seragkan aku menjadi orang jauh dari Allah Na'udzu Billa (semoga Allah menjauhkan aku dari semua itu).

Sifat sombong tidak akan keluar dari hatimu kecuali engkau tahu bahwa orang yang agung adalah orang yang agung di sisi Allah ﷻ dan hal itu butuh baik di akhir perbuatannya sementara menjadi orang baik di akhir perbuatan masih semu (tidak ketahui). Maka penuhi hatimu dengan rasa takut dan cemas akan akhir perbuatanmu menjadi sombong pada hamba-hamba Allah .

Baca juga: Chairil Anwar Mencuri Kitab Suci

Keyakinan dan keimananmu sekarang tidak akan bertentangan dengan keraguanmu di masa mendatang. Allahﷻlah yang membulak-balikan hati, yang memberi petunjuk pada orang yang dikehendaki dan menyesatkan orang yang dikehendaki.

Wallahu A'lamu

  • Abdul Adzim Lahir di Surabaya. Domisili Bangkalan Madura. Alumni Pondok Pesantren Sidogir. Aktif mengajara di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan.