Penulis: Iyyas Subiakto
Selasa 3 September 2019
Atorcator.Com - Gugurnya Laksamana Yos Soedarso, tenggelamnya kapal TNI AU Macan Kumbang dalam perebutan Irian Barat waktu itu, adalah sebuah usaha bersimbah darah dan mereganggnya nyawa para pahlawan.
Kembalinya Papua ke pangkuan NKRI tidak sesegera dibenahi, bahkan lama dibiarkan terlantar. Ada gunung emas dikuras, anak negeri dihutan belantara dikelilingi deru suara alat berat dan dentuman peledakan area tambang hanya menyumbang suara bak genderang perang.
Mereka dimarjinalkan, bahkan akses pendidikan nyaris ditiadakan, pernah terbesit dipikiran apa ras saudara kita di Papua mau dimusnahkan, dipromosingkirkan seperti suku Aborigin di Australia.
Kenapa mereka lama tak disapa, sejujurnya era orbalah yang membuat mereka merana, 32 tahun adalah waktu yang cukup untuk membenahi Papua yang jauh tertinggal dari pulau lainnya, khususnya Jawa. Ketertinggalan inilah yang menyisakan luka menganga, mereka para saudara kita seperti layaknya saudara tiri saja.
Hadirnya Jokowi dalam kondisi yang sudah ada bekas sakit hati, ditambah lagi orang- orang yang selama ini hanya merampok isi perut Papua, sekarang mereka masuk dalam kerumunan anak-anak Papua meletupkan hasutan dan dongeng impian, mereka pasti mengarang cerita kalau Papua merdeka akan kaya raya. Sekelumit orang Papua terpedaya, pikirannya naik keangkasa, terbayang kalau kaya mereka akan beli seisi dunia, mereka lupa orang yang bicara didepannya justru itulah srigala penghancur Papua.
Hari ini beredar tulisan bagaimana Cendana ada di Papua, mereka tidak peduli Indonesia mau jadi apa dan terbelah berapa yang penting harta mereka bisa tetap ada dalam dekapan. Untuk itu harapan kita agar saudara kita yang terkena hasutan bisa cepat siuman, apapun yang ditiupkan kalau isinya membuat kerusuhan, pastilah itu sebuah rencana penghancuran.
Jangan seolah sekarang berada dimulut buaya, malah didepan diterkam mulut singa. Karena buaya yang pernah memangsa Papua hanya orba, sekarang semua sudah dienyahkan, sementara Jokowi adalah sebuah keniscayaan menghadirkan pemerataan pembangunan karena Papua sekarang adalah NKRI yang tak terpisahkan, bukan Papua rasa pengasingan.
Mari bangkit dalam kesadaran, bukan malah larut ikut pusaran rencana penghancuran. Kalau ada rayuan yang menghanyutkan itu hanya ucapan manusia picisan yang kelak akan melahap kalian, mana ada buaya melepas makanan yang sudah dalam gigitan.
Papua itu Indonesia, jangan dianggap cuma tetangga, KITA INDONESIA, KATONG BASODARA. [Source Status Facebook Iyyas Subiakto]
Selasa 3 September 2019
 |
| Ilustrasi:Warta-ekonomi |
Kembalinya Papua ke pangkuan NKRI tidak sesegera dibenahi, bahkan lama dibiarkan terlantar. Ada gunung emas dikuras, anak negeri dihutan belantara dikelilingi deru suara alat berat dan dentuman peledakan area tambang hanya menyumbang suara bak genderang perang.
Mereka dimarjinalkan, bahkan akses pendidikan nyaris ditiadakan, pernah terbesit dipikiran apa ras saudara kita di Papua mau dimusnahkan, dipromosingkirkan seperti suku Aborigin di Australia.
Kenapa mereka lama tak disapa, sejujurnya era orbalah yang membuat mereka merana, 32 tahun adalah waktu yang cukup untuk membenahi Papua yang jauh tertinggal dari pulau lainnya, khususnya Jawa. Ketertinggalan inilah yang menyisakan luka menganga, mereka para saudara kita seperti layaknya saudara tiri saja.
Hadirnya Jokowi dalam kondisi yang sudah ada bekas sakit hati, ditambah lagi orang- orang yang selama ini hanya merampok isi perut Papua, sekarang mereka masuk dalam kerumunan anak-anak Papua meletupkan hasutan dan dongeng impian, mereka pasti mengarang cerita kalau Papua merdeka akan kaya raya. Sekelumit orang Papua terpedaya, pikirannya naik keangkasa, terbayang kalau kaya mereka akan beli seisi dunia, mereka lupa orang yang bicara didepannya justru itulah srigala penghancur Papua.
Hari ini beredar tulisan bagaimana Cendana ada di Papua, mereka tidak peduli Indonesia mau jadi apa dan terbelah berapa yang penting harta mereka bisa tetap ada dalam dekapan. Untuk itu harapan kita agar saudara kita yang terkena hasutan bisa cepat siuman, apapun yang ditiupkan kalau isinya membuat kerusuhan, pastilah itu sebuah rencana penghancuran.
Jangan seolah sekarang berada dimulut buaya, malah didepan diterkam mulut singa. Karena buaya yang pernah memangsa Papua hanya orba, sekarang semua sudah dienyahkan, sementara Jokowi adalah sebuah keniscayaan menghadirkan pemerataan pembangunan karena Papua sekarang adalah NKRI yang tak terpisahkan, bukan Papua rasa pengasingan.
Mari bangkit dalam kesadaran, bukan malah larut ikut pusaran rencana penghancuran. Kalau ada rayuan yang menghanyutkan itu hanya ucapan manusia picisan yang kelak akan melahap kalian, mana ada buaya melepas makanan yang sudah dalam gigitan.
Papua itu Indonesia, jangan dianggap cuma tetangga, KITA INDONESIA, KATONG BASODARA. [Source Status Facebook Iyyas Subiakto]
