Ini Dalil Kesunahan Puasa Asyura - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

08 September 2019

Ini Dalil Kesunahan Puasa Asyura

Penulis: Muhammad Masrur
Ahad 8 September 2019

 Atorcator.Com - Asyura terambil dari kata al-‘aasyir, yang berarti kesepuluh. Penyebutan kata ‘asyura secara istilah dipahami sebagai hari kesepuluh di bulan Muharam. Pada hari tersebut, umat muslimin dianjurkan untuk berpuasa. Ada banyak dalil kesunahan puasa Asyura. Misalnya, hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah bulan Ramadan adalah puasa muharam. Dan shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah salat malam.” (H.R. Muslim).

Menurut Imam al-Nawawi, seperti yang dijelaskan oleh Sulaiman al-Jasir dalam buku Syahrullah al-Muharram: Fadhāil wa Ahkām menyajikan pertanyaan bahwa mengapa bulan ini disebut bulan paling utama sementara Nabi Saw. justru di lain tempat mengatakan dan mempraktikkan bahwa ia berpuasa paling banyak justru di bulan Syaban.

Menurut Imam al-Nawawi, ia berpandangan bahwa ada dua kemungkinan, pertama beliau tidak mengetahui keutamaan bulan tersebut kecuali menjelang akhir hayatnya sementara ia belum sempat berpuasa di dalam bulan Muharam itu. Atau, ada sekian kendala yang menyebabkannya tidak bisa berpuasa, seperti perjalanan atau sakit.

Masih bersumber dari hadis, salah satu alasan Nabi Saw. kembali menganjurkan puasa ‘Asyura adalah karena rupanya orang-orang Yahudi juga berpuasa di hari yang sama dengan tujuan untuk mensyukuri selamatnya Nabi Musa As. dari kejaran Firaun yang ditenggelamkan ke laut. Mendengar hal itu, Nabi Saw. langsung berseloroh:

“Kalau begitu, kita sebenarnya lebih berkah dan utama bersama Nabi Musa As..”
Dalam riwayat lain, Ibn ‘Abbas Ra. menceritakan soal bagaimana Nabi Saw. selalu bersegera untuk melaksanakan ibadah puasa Muharam, bahkan tidak ada hari lain yang beliau biasa bersegara untuk puasa kecuali di hari ‘Asyura tersebut. Ungkapan tersebut terdapat dalam Shahih al-Bukhari dan Muslim,

” ما رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يتحرى صيام يوم فضله على غيره إلا هذا اليوم: يوم عاشوراء..”

“AKu tidak melihat Nabi Saw. paling semangat berpuasa di hari yang paling dia utamakan dibanding hari lain kecuali hari ini, Hari ‘Asyura’.”  Wallahu A’lam

Selengkapnya bisa dibaca di BincangSyariah


Muhammad Masrur Peneliti di el-Bukhori institute