Lughotuna dan Simplikasi Pembelajaran Bahasa Arab - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

09 September 2019

Lughotuna dan Simplikasi Pembelajaran Bahasa Arab

Penulis: Shulhan Alfinnas
Senin 9 September 2019
Suasana belajar bahasa arab di Lughotuna
Atorocator.Com - Bahasa arab dikenal sebagai salah satu bahasa yang paling sulit bagi punutur asing (non native). Bahasa yang digunakan sebagai salah satu bahasa resmi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) ini memiliki struktur tata bahasa yang sangat rumit sehingga menuntut konsentrasi tinggi dari pembelajar. Satu kata dalam bahasa arab bisa dimodifikasi untuk diturunkan menjadi beberapa kelas kata yang berimplikasi pada perubahan arti yang signifikan. Selain itu, sebuah kata dalam bahasa Al-Quran ini memungkinkan terjadinya pergeseran makna (meaning) hanya dengan cara mengubah harakat saja.

Lughotuna, lembaga yang didirikan tahun 2018 oleh Maimuna, salah satu kandidat doktor bidang Pendidikan Bahasa Arab (PBA), UIN Maliki Malang, dimaksudkan untuk membantu memudahkan pelajar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa arab yang baik. Pemudi yang dibesarkan dari kultur nahdliyin ini berkomitmen untuk menghadirkan pembelajaran bahasa arab yang mudah, sederhana dan penuh hiburan (rekreatif).

Bahasa Arab mudah

Al-arabiyah sahlah” ungkapan dalam bahasa arab ini jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kira-kira seperti ini “Bahasa arab itu mudah”. Kalimat ini dijadikan power centre bagi lughotuna untuk mengubah mindset pelajar tentang bahasa arab yang semula dikenal pelik dan sulit. Ungkapan tersebut terus digaungkan oleh lughotuna untuk mensyiarkan dan mendekatkan bahasa arab kepada masyarakat. Pelajar didorong untuk percaya diri untuk mempelajari keterampilan berbahasa arab. Konsentrasi lughotuna untuk menfasilitasi siapa saja yang berminat meningkatkan kemahiran berbahasa arab bukan mempelajari bahasa arab.

Bahasa secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua klasifikasi, pertama, kedudukkan bahasa sebagai ilmu pengetahuan. Bahasa sebagai ilmu pengetahuan hendaknya dikaji dan dipelajara menggunakan tool dan prosedur baku menggunakan scientific approach. Metode ilmiah harus diaplikasikan dengan baik ketika mempelajari bahasa sebagai ilmu pengetahuan.

Kedua, bahasa sebagai keterampilan (skiil). Dalam konteks ini, setiap orang (user) menggunakan bahasa bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada audien atau untuk menangkap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Mereka tidak perlu memahami kelas kata, nahwu-sharaf dan ilmu kebahasaan yang terkait kerena yang terpenting bagi mereka adalah berkomunikasi dengan bahasa arab secara komunikatif. Indikatornya orang-orang yang terlibat dalam pembicaraan saling memahami maksud lawan bicaranya dengan baik.
salah satu kegiatan di Lughotuna
Hal ini tidak dimaksudkan untuk menegasikan pentingnya memahami bahasa sebagai ilmu pengetahuan tetapi menekankan pentingnya pemetaan system pengondisian pembelajaran sesuai intensitas atau out put (hasil) dan out come (dampak) pembelajaran yang diinginkan. Selama ini kecenderungan pembelajaran berbahasa asing menggunakan pendekatan pembelajaran bahasa asing sebagai ilmu bukan sebagai skill seperti terlalu fokus mempelajari tata bahasa dan menghafal kosa katanya tetapi kurang memberikan training praktik berbahasa asing secara intens. Hasilnya mereka tidak mampu berbahasa asing dengan cakap meskipun memahami aturan kebahasaan dan banyak mengetahui kosa kata. Tetapi canggung bahkan tidak mampu mengekspresikan pikirannya dalam bentuk lisan dan tulisan dan tidak mampu memahami informasi dengan baik dari tulisan atau suara yang disampaikan dalam bahasa tersebut.  

Kondisi yang harus diciptakan ketika bahasa berfungsi sebagai media komunikasi adalah pembiasaan (habituation). Untuk menghasilkan out put pembeajaran berbahasa, kuncinya adalah membiasakan peserta didik praktik berbahasa yang sedang dipelajari dimulai dengan mendengarkan, kemudian mengucapkan, membaca dan menulis dengan rutin. Cara ini hendaknya dilakukan secara berurutan dan tidak boleh dibalik atau diacak.

Seorang yang belajar berbahasa dimulai dari membaca atau menulis terlebih dahulu kecenderungannya kesulitan saat berbicara atau mendengarkan. Lughotuna menghadirkan system pembelajaran berbahasa arab bukan untuk mempelajari bahasa arab. Pengembang lughtuna menciptakan kondisi belajar yang tepat untuk malatih terampil berbahasa arab. Yang dilakukan oleh team lughotuna ialah mengondisikan peserta didik untuk praktik berbahasa arab langsung dengan berbagai strategi yang dikembangkan.

Joyful Learning

Pembelajaran yang baik mampu menghasilkan out put yang ideal berupa kemampuan berbahasa secara utuh. Untuk itu, suasana belajar hendaknya dirancang agar peserta didik merasa nyaman dan senang ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Aktivitas pembelajaran mencerminkan kompetensi berbahasa arab meliputi mendengar (istima’), berbicara (kalam), membaca (qiraah) dan menulis (kitabah). Untuk mendorong peserta didik menguasai keempat kompetensi tersebut, lughotuna mengimplementasikan pembelajaran yang mengaysikkan dan menghibur meliputi kegiatan shabahullughah, tahassus, gerak mufradat, munaqosah, biah lughoghiyah dan rihlah tarbawiyah.

Shabahullughah difokuskan untuk kegiatan mengasah kemampuan peserta didik menguasa ungkapan harian (idiom). Tahassus merupakan sesi yang dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa mendalami meteri bahasa arab. Gerak mufradat disiapkan untuk memperkaya kosa kata dengan praktik dan gerakan bukan dengan cara menghafal. kegiatan munaqosah untuk menfasilitasi pelajar untuk menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk presentasi atau public speaking. Biah lughoghiyah adalah program untuk praktik berbasa arab dengan penutur asli (native speaker). Sedangkan rihlah tarbawiyah merupakan aktivitas pembejaran di luar kelas (out door).

Program Tahassus di lughotuna

Disela-sela kegiatan belajar team lughotuna juga menyiapkan sesi untuk memotivasi pelajar dan bernyanyi bersama-sama. Tujuannya untuk memunculkan
inner spirit dari masing peserta. Motivasi belajar yang tinggi dari setiap murid memudahkan guru, trainer atu coach untuk menghasilkan hasil pembelajaran yang baik. Selain itu, semangat belajar yang muncul dari diri pelajar akan membantu dirinya mencapai goal yang maksimal. Guru dan lingkungan sejatinya merupakan trigger yang membantu masing-masing pelajar menemukan cara terbaik untuk mengasah dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan berbahasa asing.

Digital Magnitude

Era industri 4.0 ini menuntut setiap orang bersahabat dengan teknologi informasi. Pengembang lughotuna menyadari realita ini dan menangkapnya sebagai peluang untuk publikasi dan syiar bahasa arab. Pemanfaatan teknologi informasi dilakukan dengan cara digitalisasi informasi kegiatan melaui instagram dan youtube. Jika diperhatikan dalam instagram @lughotuna dan chanel youtube @lughotuna lughotuna, bermacam kegiatan dipubkasikan dengan baik dan mengesankan seluruh peserta menikmati suasana pembelajan dengan asyik dan rekreatif. Dalam tayangan youtube ditemukan video lagu bahasa arab itu mudah dan itu dinyanyikan dengan santai dan penuh kegirangan.

Saluran digital ini berfungsi ganda bagi lughotuna dan bagi publik. Bagi lughotuna, media sosial menjadi alat untuk mengedukasi masyarakat dalam meningkatkan minat belajara berbahasa arab. Selain itu, media digital dengan sendirinya menjadi saluran promosi kegiatan yang mengundang animo publik untuk mengetahui lebih lanjut lughotuna. Kedua, publik mendapatkan informasi digital pembelajaran berbahasa arab yang menyenangkan. Informasi ini bagi kebanyakan masyarakat muslim sangat penting sebagai penyeimbang infomasi yang mematahkan stigma lama bahwa berbahasa arab itu susah.

Ini pandangan sekilas saya tentang lughotuna dalam usianya yang baru mencapai satu tahun. Semoga komitmen pengembang lughtauna untuk membantu masyarakat belajar berbasa arab dengan mudah tetap terjaga da lestari. Semoga kreasi yang diciptkan oleh pengelola lughatuna menjadi kontribusi real untuk kemajuan Islam di Indonesia dan mejadi investasi amal shalih.

Shulhan alfinnas adalah murid KH. Hafidhi Syarbini dan KH. Abdurrahman Alkayis, Ph.D, inisiator gerakan Thariqah akademik, dosen, aktivis advokasi pelajar misikin dan motivator.