Menulislah Karena Hati, Bukan Mengikuti Selera Pembaca - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

08 September 2019

Menulislah Karena Hati, Bukan Mengikuti Selera Pembaca

Penulis: Saefudin Achmad
Ahad 8 September 2019
Ilustrasi: pxhere
Atorcator.Com - Seorang penulis tidak akan benar-benar menjadi manusia merdeka ketika apa yang ditulis bukan mengikuti kata hati, melainkan mengikuti selera pembaca hanya karena tidak mau punya haters atau ditinggalkan pembaca. Seorang teman pernah berkata setiap tulisan akan punya pembacanya. Jadi meskipun ada yang tidak suka dengan tulisan kita, percayalah ada orang lain yang suka dan mau membaca.

Sudah sekitar 3 tahun saya malang melintang di dunia tulis menulis di sebuah web. Tulisanku juga yang membawaku menuju Istana Bogor menghadiri undangan Bapak Presiden Jokowi. Tapi baru setahun terakhir saya mulai menulis banyak hal di FB. Status-status galau sudah saya eliminasi dari linimasa. Status galau hanya akan saya posting di stori WA. hee

Alasan saya nulis di linimasa facebook karena bisa dengan mudah dibaca orang. Itu saja. Ada kepuasan tersendiri ketika ada yang merasa tulisanku mendatangkan manfaat. Meskipun tak bisa saya pungkiri tidak sedikit tulisanku yang mendatangkan pro-kontra dan polemik. Sudah sering saya mendapat caci-maki dan hujatan, entah melalui inbox atau langsung di kolom komentar.

Sepanjang menulis, sudah banyak pengalaman yang didapat. Respon pembaca juga unik-unik. Ada yang permah memujiku setinggi langit karena tulisanku mewakili apa yang dia rasakan. Tulisanku sesuai dengan selera dirinya. Uniknya, dalam tulisan yang lain, dia tidak lagi memujiku, bahkan kecewa berat karena tulisanku tidak sesuai dengan seleranya dirinya.

Ada juga yang selalu tidak suka dengan tulisanku. Jadi ketika membaca penulisnya adalah diriku, biasanya dia tidak sudi membaca karena sudah kadung 'underestimate'. Biasanya dia berbeda afiliasi dengan saya, entah dalam afilisasi politik, ormas, maupun ideologi.

Kalau yang selalu suka dengan tulisanku saya  belum benar-benar menemukan data yang valid. Saya lebih percaya jika ada orang yang suka dengan tulisanku yang A, tapi tidak suka dengan tulisan yang B, C, D, dan seterusnya. Ada orang yang suka dengan tulisanku yang A, tapi ada juga orang yang tidak suka dengan tulisan A. Saya juga lebih percaya jika ada orang yang tidak suka dengan semua tulisanku. hee

Pernah juga saya membuat tulisan tapi yang like sedikit sekali bahkan tak ada yang kasih komentar. Jika seperti ini, kadang menjadi sedikit kurang percaya diri lagi untuk menulis. Tapi pernah saya juga membuat tulisan yang sangat viral, dibagikan sampai 1.200 kali, dan mendatangkan 1100 komentar. Yang like pun ribuan. Jika seperti ini, biasanya ada dua yang saya rasakan. Pertama, senang dan puas karena tulisan viral. Kedua, deg-degan dan panik karena khawatir jangan-jangan tulisan jadi polemik dan bisa terjerat UU-ITE. hee

Akhirul kalam, menjadilah penulis yang merdeka. Menulislah karena hati, bukan karena mengikuti selera pasar, bukan juga hanya menulis topik-topik yang sedang viral. Percayalah, apa yang ditulis akan menemukan pembaca.

(SA)

Syaefudin Achmad Dosen IAIN Salatiga Asal Purbalingga Jawa Tengah