Penulis: Moh. Syahri
Ahad 1 September 2019
Atorcator.Com - Islam adalah agama yang paling banyak dianut oleh masyarakat Indonesia. Maka tentu pembahasan Islam terus menjadi sebuah trend menarik di kalangan ummat Islam itu sendiri. Namun di saat yang sama, pembahasan Islam seringkali menjadi polemik bagi mereka yang tak memahami Islam secara keseluruhan dan kemudian langsung berdakwah dan mudah mengkafirkan orang bahkan mengatakan halal menumpahkan darahnya.
Karenanya Quraish Shihab menyebutkan bahwa ada dua hal kenapa Islam seringkali disalahpahami:
Pertama, kedangkalan pengetahuan karena tidak mau belajar. Belajar merupakan salah satu kunci utama keberhasilan seseorang untuk menghindari kejumudan berpikir. Pada saat yang sama Quraish Shihab sebenarnya ingin mengingatkan kita bahwa orang yang enggan belajar serius terutama tentang Islam maka cenderung salah memahami Islam.
Belajar kepada ulama yang memiliki kompetensi keilmuan dan sanad keilmuan yang jelas tentu akan lebih baik daripada belajar dengan orang yang tidak jelas sanad keilmuannya. Ini sudah banyak terjadi di tengah-tengah kita sekarang ini. Integritas keilmuan, keimanan dan ketakwaan, integritas moral, dan integritas sosial harus menjadi pertimbangan khusus bagi siapa saja yang ingin mencari guru.
Satu sisi, kedangkalan pengetahuan dapat menyebabkan orang mudah menyalahkan orang lain. Bahkan cenderung menafsirkan sesuatu dari satu sudut pandang. Quraish Shihab memberikan pencerahan kepada kita semua bahwa Al-Qur'an dan hadis adalah pijakan paling mendasar dan utama dari ummat Islam. Akan tetapi interpretasi dari Al-Qur'an dan hadis itu bisa beda-beda. Perbedaan itu tidak selalu berarti pertentangan.
Kedua, emosi keagamaan yang terlalu meluap-luap. Beliau juga menyebutkan ketika emosi keagamaan yang meluap-luap ini disertai dengan kedangkalan tadi orang mudah berkata bahwa kita nggak usah-usah pikir banyak-banyak, sudah ikuti saja nabi pasti surga (Qurish shihab). Ini salah satu contoh ketidakutuhan memahami islam yang seharusnya belajar ke pesantren justru ia lebih memilih memahami islam menurut pemikirannya sendiri.
Semangat keagamaan seringkali melupakan sisi kemanusiaan. Ini bahaya. Inilah kenapa Quraish Shihab mengatakan bahwa kedangkalan pengetahuan seringkali disebabkan oleh emosi keagamaan yang terlalu meluap-luap. Padahal sejatinya agama itu harus menampakkan keindahan agama itu sendiri.
Tak ada satupun agama itu mengajarkan kebengisan dan kekerasan. Maka tidak heran jika Yusuf al-Qaradhawi mengatakan bahwa kekerasan itu datang dari orang yang bukan bergama.
Moh. Syahri Founder Atorcator | Santri Darul Istiqomah Batuan Sumenep
Ahad 1 September 2019
Karenanya Quraish Shihab menyebutkan bahwa ada dua hal kenapa Islam seringkali disalahpahami:
Pertama, kedangkalan pengetahuan karena tidak mau belajar. Belajar merupakan salah satu kunci utama keberhasilan seseorang untuk menghindari kejumudan berpikir. Pada saat yang sama Quraish Shihab sebenarnya ingin mengingatkan kita bahwa orang yang enggan belajar serius terutama tentang Islam maka cenderung salah memahami Islam.
Belajar kepada ulama yang memiliki kompetensi keilmuan dan sanad keilmuan yang jelas tentu akan lebih baik daripada belajar dengan orang yang tidak jelas sanad keilmuannya. Ini sudah banyak terjadi di tengah-tengah kita sekarang ini. Integritas keilmuan, keimanan dan ketakwaan, integritas moral, dan integritas sosial harus menjadi pertimbangan khusus bagi siapa saja yang ingin mencari guru.
Satu sisi, kedangkalan pengetahuan dapat menyebabkan orang mudah menyalahkan orang lain. Bahkan cenderung menafsirkan sesuatu dari satu sudut pandang. Quraish Shihab memberikan pencerahan kepada kita semua bahwa Al-Qur'an dan hadis adalah pijakan paling mendasar dan utama dari ummat Islam. Akan tetapi interpretasi dari Al-Qur'an dan hadis itu bisa beda-beda. Perbedaan itu tidak selalu berarti pertentangan.
Kedua, emosi keagamaan yang terlalu meluap-luap. Beliau juga menyebutkan ketika emosi keagamaan yang meluap-luap ini disertai dengan kedangkalan tadi orang mudah berkata bahwa kita nggak usah-usah pikir banyak-banyak, sudah ikuti saja nabi pasti surga (Qurish shihab). Ini salah satu contoh ketidakutuhan memahami islam yang seharusnya belajar ke pesantren justru ia lebih memilih memahami islam menurut pemikirannya sendiri.
Semangat keagamaan seringkali melupakan sisi kemanusiaan. Ini bahaya. Inilah kenapa Quraish Shihab mengatakan bahwa kedangkalan pengetahuan seringkali disebabkan oleh emosi keagamaan yang terlalu meluap-luap. Padahal sejatinya agama itu harus menampakkan keindahan agama itu sendiri.
Tak ada satupun agama itu mengajarkan kebengisan dan kekerasan. Maka tidak heran jika Yusuf al-Qaradhawi mengatakan bahwa kekerasan itu datang dari orang yang bukan bergama.
Moh. Syahri Founder Atorcator | Santri Darul Istiqomah Batuan Sumenep