Penulis : Nur Romdlon
Ahad 13 Oktober 2019
Atorcator.Com - Pada suatu hari, Baginda Harun al Rasyid merasakan sakit di
seluruh anggota badannya. Untuk berjalan terasa berat hingga akhirnya ia
memanggil tabib istana untuk mengobatinya, tapi ternyata hasilnya nihil.
Lantaran tabib istana hingga tabib se-Kota Bagdad tak bisa mengobati, akhirnya
ia membuat sayembara untuk para tabib agar bisa menyembuhkan penyakitnya.
Barang siapa yang bisa mengobati penyakit Harun Al Rasyid akan diberi hadiah
uang emas yang banyak.
Sayembara tersebut pun menyebar. Banyak para tabib yang
akhirnya ambil bagian mengadu nasib untuk mengobati bagianda raja. Abu Nawas
yang mendengar sayembara itu pun tertarik untuk mencobanya. Padahal ia sama
sekali tak mempunyai kemampuan mengobati.
Hari yang ditunggu pun tiba. Abu Nawas menghadap Sultan untuk
mencoba mengobatinya. "Hai Abu Nawas, rupanya engkau ikut pula dalam
sayembara yang kuadakan ini!" kata Sultan.
"Benar, baginda," kata Abu Nawas.
"Apa kamu bisa mengobati penyakitku ini?" tanya
Harun al Rasyid.
"Hamba akan mencobanya baginda. Hamba akan mencoba
menerapkan cara-cara yang belum pernah dilakukan oleh tabib lainnya,"
jawab Abu Nawas meyakinkan.
Abu Nawas kemudian meminta baginda Harun al Rasyid untuk
menerangkan penyakit apa yang diderita agar Abu Nawas bisa memberikan tindak
lanjut. Baginda Harun al Rasyid pun menerangkan jika tubuhnya terasa nyeri,
tangan dan kakinya terasa pegal-pegal. Setelah memeriksa, Abu Nawas tak
langsung mengobati, ia meminta waktu 2 hari kepada baginda Harun al Rasyid untuk
meramu resep obat terbaik.
Di bawah pohon yang rindang, ia terus berpikir resep untuk
sang baginda. Maklum saja, ia bukan tabib sehingga ia pun bingung harus
memberikan resep apa. Sambil duduk dan berpikir, dari kejauhan ia melihat
seorang kakek tua yang masih sibuk sendirian memetik buah-buahan di kebun
kurma. Abu Nawas yang heran langsung mendekati kakek tersebut.
Setelah bercakap-cakap dengan kakek tersebut, Abu Nawas
mendapat jawaban jika kakek tersebut menjadikan aktivitas memetik buah sebagai
kesibukan. Jika tak ada kesibukan, kakek tersebut malah merasa badannya
pegal-pegal. Dari pertemuan itu, Abu Nawas menemukan penyebab sakitnya Harun al
Rasyid.
Esok harinya, Abu Nawas menghadap baginda Harun al Rasyid.
"Hai Abu Nawas, belum dua hari kau sudah menghadapku, mana obat
untukku?" tanya Baginda Harun al Rasyid.
"Maaf hamba, baginda. Kali ini hamba datang belum membawa
obat yang dapat baginda minum, sebab obat yang bisa sembuhkan baginda hanya
telur unta. Baginda harus cari telur itu sendiri karena jika tak dicari
sendiri, maka khasiatnya akan hilang," terang Abu Nawas.
"Kalau itu yang kau sarankan, baiklah aku akan segera
mencarinya," jawab baginda.
Dengan sekuat tenaga Harun al Rasyid mencoba mencari telur
unta di pasar. Para pedagang pun terheran. Bukankan unta itu beranak, bukan
bertelur? Tapi mereka tak berani mengatakan hal itu sebab yang mencari baginda
Raja. Setelah berkeliling kota dan tak menemukan satu pun penjual telur unta,
Harun al Rasyid bertemu nenek tua yang menjelaskan jika unta tak bertelur tapi
beranak. Ia lantas sadar jika ia baru dibohongi oleh Abu Nawas.
Sampai di kediaman, baginda Harun al Rasyid merasa kelelahan
setelah perjuangan panjang mencari telur unta dengan berjalan. Ia pun akhirnya
tertidur pulas karena capek yang diderita.
Esok harinya ia tampak segar bugar dan anehnya sakit yang
diderita hilang. Ia lalu menyuruh para pengawal untuk meminta Abu Nawas
menghadapnya. Tak lama kemudian Abu Nawas menghadap.
"Bagaimana baginda, apakah baginda telah menemukan
telur unta yang hamba anjurkan?" tanya Abu Nawas setelah memberikan salam
kedatangan.
"Rupanya engkau telah mempermainkanku, ya?" jawab
bagianda dengan marah.
"Apa yang baginda maksud?"
"Engkau menyuruhku mencari telur unta, padahal unta tak
bertelur, melainkan beranak," terang Bagianda Harun al Rasyid.
Abu Nawas kemudian menceritakan pertemuannya dengan kakek
tua itu hingga memperoleh hikmah jika anggota badan yang tak pernah digerakkan
akan membuat orang sakit. Pengalaman itulah yang ingin diterapkan Abu Nawas
kepada bagindanya supaya ia tak hanya memerintah tetapi juga bergerak.
"Tentu saja baginda tidak akan menemukan telur unta,
sebab tidak akan mungkin ada unta yang bertelur. Tapi bukankan baginda sekarang
sudah merasa lebih enakan?" tanya Abu Nawas setelah memberikan penjelasan.
"Benar...! Apa yang kau katakan itu benar Abu
Nawas," jawab Baginda yang tak lagi marah mendengar jawaban Abu Nawas.
"Bahkan aku semalaman dapat tidur dengan pulas sekali."
"Kalau begitu, betul jika ada pepatah yang mengatakan,
'tidak ada kelezatan kecuali setelah kepayahan',"sahut Abu Nawas.
Mendengar hal itu, Harun al Rasyid pun tertawa dan
geleng-geleng kepala atas kecerdikan Abu Nawas. Kisah ini diceritakan dalam
karangan Abu Nawas dan Telur Unta karya Imam Musbikin.[Brilio]