Penulis: Anwar Khumaini
Selasa 15 Oktober 2019
merdeka |
Atorcator.Com - Ilaahii lastu lil
firdausi ahlaan wa laa aqwaa 'alaa naaril jahiimi
Fa hablii taubatan
waghfir zunuubii fa innaka ghaafirudzdzambil 'azhiimi
Wahai Tuhanku. Aku
bukanlah orang yang pantas masuk surga, tetapi aku juga tidak kuat dengan api
neraka.
Karena itu berikan kepadaku kemampuan bertaubat dan ampuni
dosa-dosaku. Karena hanya Engkaulah yang dapat memberikan maaf atas dosa-dosa
yang besar.
Kita sering mendengar syair Al I'tirof tersebut dinyanyikan
oleh para artis seperti kelompok musik asal Malaysia, Rayhan atau pun artis
Indonesia Haddad Alwi. Syair Al I'tirof juga familiar di kalangan masyarakat
yang tinggal di pedesaan. Biasanya syair tersebut dilantunkan menjelang salat
berjamaah sembari menunggu para jamaah ngumpul.
Apa kaitannya dengan Gus
Dur? Saat Gus Dur wafat
4 tahun selam, ada salah satu stasiun televisi yang kerap memperdengarkan
suara Gus
Dur melantunkan syair Al I'tirof dengan suara yang mendayu-dayu, serta
menampilkan gambar kenangan-kenangan Gus Dur saat
masih hidup.
"Saat dengar Gus Dur melantunkan
syair Al I'tirof, rasanya anggapan-anggapan kita tentang Gus Dur yang
selama ini liberal seakan sirna," kata Masykur, seperti dilansir dari
merdeka.com
Syair Al I'tirof diciptakan oleh pujangga besar Arab masa
pemerintahan bani Abbasiyah, Al Hasan bin Hani al-Hakami, atau yang lebih
dikenal dengan panggilan Abu Nawas. Abu Nawas sendiri adalah penyair
kepercayaan Raja Harun Al Rasyid masa khalifah Abbasiyah.
Abu Nawas dikenal sebagai pribadi yang cerdas, jenaka, tapi
kadang suka melakukan hal yang aneh-aneh. Banyak cerita lucu terkait dengan
kisah Abu Nawas ini. Sosok Abu Nawas kerap dikait-kaitkan dengan Gus Dur.
Bahkan, ada yang menganggap, Gus Dur adalah
sosok Abu Nawas-nya Indonesia.
Gus Dur ternyata juga mengoleksi banyak syair karya
Abu Nawas. Bahkan, konon cucu pendiri Nahdlatul Ulama tersebut sampai hafal
2.000-an bait syair Abu Nawas.
"Biasanya beliau sambil jalan, sambil melafalkan
syiiran Abu Nawas yang saat itu beliau masih hafal 2.000-an bait. Setiap syair
yang dibaca dengan lantunan khas, diterjemahkan, dieksplor," kata Khofifah
dalam rilisnya kepada media tak lama setelah Gus Dur wafat
pada 30 Desember 2009 silam.
"Sehingga suatu saat Pak Wimar Witoelar bilang, meski
orang sekuler kalau sering ikut jalan pagi dengan Gus Dur bisa
jadi ideolog," imbuh Khofifah.
Konon, syair Al I'tiraf diilhami dari sebuah kisah seorang
sahabat Nabi Muhammad yang baru kembali dari medan pertempuran. Saat berada di
pintu rumahnya, secara tidak sengaja tiba-tiba nampak olehnya betis seorang perempuan.
Perempuan itu adalah istri sahabatnya yang ketika itu sedang bertamu di
rumahnya.
Saat itu juga dia melompat keluar dari pintu dan berlari
meninggalkan rumahnya, menuju tempat yang sepi, selama bertahun-tahun, untuk
bertobat kepada Allah SWT atas ketidaksengajaannya. Rintihan tobatnya itulah
saat ini menjelma menjadi syair Al I'tiraf.[Merdeka]