Penulis: Mukhlisin
Jumat 18 Oktober 2019
BangkitMedia |
Atorcator.Com -Habib Hasyim Bin Musayyakh Bin Yahya (Habib Tunggang
Parangan atau Si Janggut Merah) memiliki karamah luar biasa. Dinamakan Tuan
Tunggang Parangan karena tatkala datang di tanah Kutai di Tepian Batu Jahitan
Layar, ia menunggang Jukut Parangan (hiu parangan) yang membuat orang banyak
yang melihat takjub lalu ia langsung masuk kedalam istana bertemu dengan Raja
Kutai, Raja Mahkota.
Lalu Kepada Raja Makota, Habib
Hasyim berkata: “Adapun Tuan Habib datang kemari hendak membawa Raja kepada
jalan yang suci, Raja di ridhoi Allah Ta’ala memerintah hamba Allah, karena
Raja itu bayang-bayang Allah SWT, agar menjadi Raja di dunia dan Raja akhirat.
Hendaknya Raja masuk Islam, karena orang Islam kalau ia mati mendapat surga,
apalagi kalau ia Raja adil seperti engkau. Adapun orang kafir itu tidak baik,
jikalau mati di masukan Allah Ta’ala kedalam api neraka”.
Raja Mahkota menyahut : “Tuan itu katanya orang Islam, apa
kehebatan Tuan, jika kehebatan saya kalah oleh kehebatan Tuan, maka saya akan
segera masuk Islam. Dan jika saya yang menang, maka saya tidak akan masuk
Islam”.
Maka kata Habib Tunggang Parangan: “Baiklah, apa kehebatan
engkau, keluarkanlah’’.
Kata Raja Mahkota: “Habib carilah saya dan saya akan
menghilang’’.
Lalu Raja Mahkota ghaib dan menghilang, seraya berkata : “Carilah
saya Habib”.
Maka Habib Tunggang Parangan bergeser 13 langkah dan
berkata: “saya berada dibelakang – Mu’’. Maka Raja Mahkota menoleh kebelakang,
dilihatnya memang benar Habib itu berada dibelakangnya.
Berkata pula Raja Mahkota : “Ada lagi satu kehebatan saya,
kalau saya kalah kali ini maka saya akan masuk akan Islam”.
Disahutlah oleh Habib Tunggang Parangan: “Baiklah’’.
Maka dibawanya Habib itu keluar istana diiringi orang banyak
dan berkata: “Lihatlah keperkasaan saya ini’’.
Lalu Raja Mahkota dihadapan orang banyak sedekap siku
tunggal menutupi berbahan songo, maka tercipta api berkobar.
Semakin tidak terkira besarnya, lalu Raja Makota berkata:
“Tuan bawalah api dari kehebatan saya ini’’.
HabibTunggang Parangan bergegas ke sungai mengambil air
wudhu lalu sholat dua raka’at, maka turunlah hujan yang tidak terkira lebatnya
hingga hamper menengelamkan negeri Kutai.
Berkat Tuan itu: “Jukut Parangan timbullah engkau’’. Jukut
Parangan pun timbul dan berenang kehulu kehilir maka api yang menyala besar itu
padamlah, membuat orang banyak menjadi ketakutan.
Lalu Habib itu berkata: “Bagaimana pendapat Raja Mahkota
akan hal ini, maka
Raja Mahkota berkata: “Baiklah saya menurut perkataan
Habib”, Tuan Tunggang Parangan meminta dibangunkan sebuah Langgar (musholla).
Setelah beberapa waktu Langgar itupun selesai dan Habib Tunggang Parangan
berpindah ke Langgar tersebut.
Setelah itu maka Raja Makota datang ke Langgar memenuhi
janjinya menemui Tuan Wali Habib Tunggang Parangan dan selanjutnya diajarkannya
serta di-bimbingnya dalam mengucapkan Dua kalimat Syahadat, Rukun Islam dan
Rukun Iman. Maka masuklah Raja Makota kedalam Islam serta membawa keteguhan
iman ia dengan selamat dan sempurna.
Habib Tunggang Parangan membacakan do’a semoga kekal Raja
Makota bertahta diatas kerajaan dengan adiknya dibawah ridho Allah SWT. Setelah
itu, maka Raja Makota membawa agama Rosululloh SAW kepada rakyatnya.
Habib Hasyim, setelah
mengislamkan Raja Kutai, Raja Mahkota dan dalam penyiaran Agama Islam di
tanah Kutai, wafat sekitar tahun 1157 H, bertepatan dengan 1736 M
Habib Tunggang Parangan wafat di Tanah Kutai dan dimakamkan
di tepian batu negeri jahitan Layar sekarang disebut Kutai Lama dipemakaman
Raja-raja Kutai Kartanegara. [Selengkapnya bisa dibaca di sini]