Senin 21 Oktober 2019 20:32
Persaudaraan Alumni (PA) 212 sebagai salah satu kelompok yang mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai presiden dalam Pilpres 2019, ikut memantau perkembangan politik tanah air. Kekinian Prabowo menyanggupi tawaran Menteri Bidang Pertahan dari Presiden Jokowi.
Terkait itu, PA 212 akan mengambil sikap. Meski demikian
mereka mengaku masih menunggu kepastian Prabowo hingga nantinya benar dilantik
menjadi Menhan.
“Tunggu kepastian saja nanti ya,” ujar Ketua PA 212 Slamet
Maarif dihubungi Suara.com, Senin (21/10/2019).
Diketahui, Prabowo mengaku diminta Presiden Jokowi untuk
menjadi Menteri Pertahanan RI. Hal itu disampaikan Prabowo setelah melakukan
pertemuan tertutup dengan Jokowi di Istana Merdeka, sore tadi.
"Saya sudah sampaikan keputusan kami, dari Partai
Gerindra, apabila diminta, kami siap membantu. Hari ini resmi diminta, kami
sanggupi membantu. Saya, beliau izinkan, menyampaikan saya diminta membantu
beliau di bidang pertahanan," kata Prabowo di Istana Kepresidenan,
Jakarta.
Sebelumnya, PA 212 menegaskan bahwa mereka masih menolak
terpilihnya Jokowi-Maruf sebagai presiden dan wakil presiden 2019-2024.
Ketua PA 212 Slamet Maarif mengatakan, pilihan untuk tidak
menerima kekuasaan Jokowi itu didasari dengan keputusan atau hasil dari Ijtimak
Ulama IV.
“PA 212 berpegang pada hasil Ijtima ulama 4 salah satu point
utamanya, menolak kekuasaan yang dihasilkan dari kecurangan dan kedzolimam
serta menjaga jarak dengan kekuasaan tersebut,” kata Slamet.
Terkait keputusan tersebut, Slamet berujar bahwa PA 212
tetap akan menjadi gerakan moral untuk melawan ketidakadilan dan kedzaliman
terhadap kekuasaan siapapun.
Ia juga menegaskan bahwa PA 212 enggan melalukan
rekonsiliasi terhadap kelompok yang ia sebut sebagai pengkriminalisasi ulama. [Source: Suara]