Rabu 6 November 2019
![]() |
antara |
Bangunan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dukcapil) Kota Cirebon,
Jawa Barat dilaporkan ambruk. Di mana kantor itu dalam tahap renovasi.
Berdasarkan informasi, kejadian itu berlangsung pada Selasa
(5/11/2019) dini hari. Meski hanya sebagian bangunan yang ambruk sedikitnya
tiga orang menjadi korban luka.
Selain menimpa tiga pekerja, atap yang ambruk itu menimpa
pula Kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA)
Kota Cirebon yang berada di samping Kantor Disdukcapil.
"Kejadian Selasa sekitar pukul 00.30 WIB. Informasinya
ada tiga korban luka-luka," ujar Kepala Disdukcapil Kota Cirebon, Atang
Hasan Dahlan, sebagaimana dilansir Ayobandung.com,
Selasa (5/11/2019).
Menurut dia, ketiga korban merupakan para pekerja proyek
renovasi kantornya. Saat kejadian, mereka tengah bekerja lembur demi mengejar
target rampung pada akhir Desember 2019.
Pihaknya menduga rangka bangunan ambruk akibat
angin kencang yang berembus. Namun begitu, pihaknya menyerahkan penyelidikan
atas kejadian itu kepada pihak berwenang.
Dia menyebutkan, polisi telah mendatangi lokasi dan
mengeceknya. Kantor Disdukcapil, tengah direnovasi dan hendak dijadikan
bangunan dua lantai.
Lantai pertama rencananya dijadikan sebagai areal perkantoran,
sedangkan lantai dua sebagai tempat pelayanan masyarakat.
Atang menilai, kondisi rangka bangunan tak kuat menahan
kencangnya angin, mengingat fondasinya yang masih baru. Perancah atau steger
diduga tak kuat menahan beban sehingga bangunan roboh. Saat itu, ketiga pekerja
tengah berada di atas. Akibatnya, mereka terjatuh dan terluka akibat tertimpa
material bangunan.
Proyek itu sendiri diketahui berada di bawah pengawasan
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (DSPPPA) Kota Cirebon, Iing Daiman mengungkapkan,
peristiwa itu membuat sebagian dinding kantornya rusak. Kabel optik internet
pada DSPPPA Kota Cirebon terputus pula akibat tertimpa material bangunan.
"Beberapa hal yang bersifat pelayanan tak bisa kami
lakukan karena tak ada koneksi internet," ujar Iing Daiman.
Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak terkait agar
kerusakan itu segera ditangani, terutama putusnya kabel optik internet.
Sejauh ini, untuk mengatasi kondisi itu, pihaknya
menggunakan kabel LAN untuk jaringan internet. Untuk operasional kantor,
pihaknya sementara ini menggunakan jaringan seluler atau tethering.
Pihaknya berharap kerusakan itu bisa segera diperbaiki agar
pelayanan masyarakat kembali berjalan normal secepatnya. Iing mengaku sudah
berbicara dengan pihak kontraktor mengenai kerusakan kabel dan pagar yang
terkena reruntuhan. Menurutnya, mereka siap mengganti kerugian. [Source : Suara]