Madura, Islam Nusantara dan Politik Kebangsaan - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

02 Desember 2019

Madura, Islam Nusantara dan Politik Kebangsaan

Penulis: Imam Nawawi
Senin 2 Desember 2019
Ilustrasi: Brilio

Tahun 1481 M., Sunan Ampel wafat. Sekitar 16 Wali Besar hadir pada prosesi pemakaman Wali Quthub itu. Dua orang Wali di antara 16 Wali itu berasal dari Madura; yaitu, Raden Jakandar, Bangkalan, dan Khalifah Hussein, Kertayasa.

16 Wali Agung Nusantara itu bermusyawarah, untuk menentukan siapa Khalifah Sunan Ampel. Semua Wali bersepakat bahwa Raden Fatah, Binthara, Demak, menjadi khalifah Sunan Ampel.

Sepulang dari Ampeldenta, Raden Fatah mendirikan pondok pesantren di Binthara Demak sekaligus membawa pulang gelar khalifah kesunanan Ampeldenta.

Waliyullah Agung Raden Jakadar atau Sunan Bangkalan/Malaka itu sendiri sangat spesial. Beliau menikah dengan Dewi Nawang Sasi binti Tarub.

Jaka Tarub adalah Waliyullah, dari Madura. Bukan legenda yang sering disalahpahami oleh Orang Jawa sebagai sosok yang menikah dengan bidadari langit. Makam Jaka Tarub ini ada di dusun Talang, desa Montok, Kec. Larangan, Kab. Pamekasan. Jaka Tarub memiliki dua putri cantik dan solehah: Dewi Nawang Sasi dan Dewi Nawang Arum.

Pasangan Waliyullah Raden Jakandar dan Dewi Nawang Sasi (putri seorang Waliyullah Jaka Tarub) ini memiliki putri-putri yang sangat cantik dan solehah. Mereka adalah Dewi Hisa dan Dewi Hira.

Kecantikan dan kesolehan budi pekerti Dewi Hisa membuat hati Raden Abdul Qadir atau Sunan Gunung Jati kepincut. Menikahlah Sunan Gunung Jati, Cirebon, dengan putri Waliyullah dari Bangkalan, Madura.

Tidak mau ketinggalan "ngalap" berkah dari Waliyullah Agung Madura ini, Raden Ibrahim atau Sunan Bonang, Tuban, ikut menikahi Dewi Hira.

Sementara itu, Dewi Nawang Arum binti Jaka Tarub ini menikah dengan Raden Sahur, Tumenggung Wilatikta, Tuban. Pernikahan Raden Sahur dengan Dewi Nawang Arum binti Tarub melahirkan: Raden Syahid atau Sunan Kalijaga dan Dewi Sari.

Dengan begitu, lengkap sudah, DNA Madura mengalir dalam keturunan para Waliyullah Agung Tanah Jawa. Kelak, ketika Sang Khalifah, Waliyullah Raden Fatah, naik tahta mendirikan Kerajaan Islam Demak, semua waliyullah yang hadir di pemakaman Sunan Ampel turut setuju dan sepakat.

Imam Nawawi, kelahiran Mandala Gapura Sumenep. Alumni PP Annuqayah Guluk-guluk, PP Hasyim Asyari Yogyakarya, Ketua Yayasan PP Baitul Kilmah Yogyakarta, Wakil Pengasuh PP Bahrul Kamal Kediri. Bekerja sebagai penerjemah literatur klasik Islam.