Penulis: Nur Romdlon
Jumat 11 Oktober 2019
Atorcator.Com
- Suatu hari
datanglah tiga orang desa menghadap Sultan Harun al Rasyid di istana. Sultan
Harun al Rasyid yang waktu itu sedang duduk berbincang-bincang dengan para
pejabat tinggi, langsung saja mempersilakan ketiga orang itu untuk masuk.
Setelah tiga
orang itu membungkuk, salah seorang di antara mereka berkata, "Ampun
beribu ampun baginda, karena kami telah mengganggu perbincangan baginda dengan
paara pejabat yang lain."
"Tidak,
kalian tidak mengganggu. Kami malah senang dengan kedatangan kalian. Memangnya
ada apa kalian menghadapku? Adakah persoalan yang ingin kalian sampaikan?"
"Begini
baginda, saya, Ahmad, mempunyai dua ekor kambing betina, Zulfikar mempunyai
seekor kambing jantan, sedangkan Zubair tidak mempunyai kambing. Karena itulah
Zubair yang setiap hari harus bekerja menggembalakan kambing. Apabila ketiga
kambing itu beranak pinak, maka pembagian keuntungannya juga telah kami
sepakati, yakni saya mendapat separuh dari jumlah kambing, Zulfikar memperoleh
sepertiga dari jumlah kambing, sedangkan Zubair yang menggembala dan merawat
yang mendapat bagian seperdelapannya," terang Ahmad.
"Lantas
apakah kambing itu sekarang telah beranak-pinak?" tanya Baginda.
"Benar
baginda, ketiga kambing itu sekarang sudah berjumlah menjadi 23 ekor. Karena
itu, kami sekarang ingin membaginya sesuai dengan kesepakatan kami dulu. Tapi
ternyata kami kesulitan untuk membaginya. Karena itulah kami ke sini ingin
memohon pertolongan baginda," terang Ahmad.
Membagi 23
ekor kambing sesuai perjanjian tentu tidak mudah. Bayangkan, bila Ahmad
memperoleh pembagian separuh dari kambing-kambing itu, maka Ahmad sebenarnya
mendapat bagian sebelas ekor lebih setengah kambing. Sedangkan Zulfikar
memperoleh pembagian sepertiga seharusnya mendapatkan tujuh ekor lebih dua per
tiga kambing. Sementara Zubair mendapatkan seperdelapannya yang berarti dua
ekor kambing lebih tujuh per delapan kambing.
Harun al
Rasyid tampaknya berpikir keras untuk memecahkan masalah tersebut. Bahkan para
pejabat yang hadir di tempat tersebut juga tak sanggup memecahkan pasalah
tersebut. Karena orang yang hadir di tempat tersebut tak ada yang bisa
memecahkan masalah itu, akhirnya Harun al Rasyid terpikir untuk mengundang Abu
Nawas yang cerdik untuk ke istana.
Setelah Abu
Nawas sampai di istana, ia pun langsung bertanya masalah yang terjadi. Mereka
bertiga kemudian menceritakan ulang kronologi kebingungan tersebut.
"Wah...,
itu masalah kecil, baginda. Insya Allah saya akan membantu mencarikan jalan
keluarnya," kata Abu Nawas. "Tolong bawakan kambing itu masuk
semuanya!"
Setelah
kedua puluh tiga ekor kambing tersebut dituntun masuk istana, Abu Nawas lalu
menghitung kembali jumlah kambing. Sesudah kambing itu dihitung dan benar
jumlahnya 23, Abu Nawas lantas berpikir keras menemukan solusi dari masalah
pelik tersebut. Tak lama kemudian, "Izinkan saya meminjam kambing baginda,
seekor saja!" kata Abu Nawas.
"Nah,
sekarang saatnya saya akan membagi kambing tersebut sesuai dengan porsi kalian
saat perjanjian!" kata Abu Nawas setelah menambahkan kambing milik Harun
al Rasyid. "Ahmad yang berhak memperoleh separuh kambing, maka boleh
mengambil 12 ekor!"
"Sedangkan
engkau Zulfikar yang memperoleh bagian sepertiganya, maka boleh mengambil
delapan ekor!" kata Abu Nawas memerintahkan.
"Terakhir
Zubair yang memperoleh bagian seperdelapannya, maka engkau berhak mengambil
bagian 3 kambing. Sisa satu, karena saya tadi meminjam satu ekor kambing milik
baginda, maka ini saya kembalikan lagi kambing tersebut."
Masing-masing
telah mendapatkan bagiannya. Mereka pun berterima kasih dan kembali ke kediaman
masing-masing. Perkara yang musykil itu akhirnya dapat ditemukan solusinya
berkat kecerdasan Abu Nawas. Meskipun dalah hal ini ada yang dirugikan, namun
mereka semua senang. AKhirnya Abu Nawas memperoleh hadiah uang emas dari Harun
al Rasyid berkat kecerdikannya.
Jika
dicermati, ada yang salah atau kurang pas dari pembagian kambing tersebut. Coba
seberapa teliti kah kamu sehingga tahu letak kesalahannya! [Brilio]