Penulis: Ahmad Tsauri
Atorcator.Com - Dua hari yang lalu video call dengan
Profesor. Agaknya malam itu beliau senggang. Salah satu topiknya seputar NU.
Ada ulasan menarik soal konsep Khilafah versi Mona Hasan yang dikemukakan
Profesor. Sayang 'diskusi' atau kuliah virtual itu terhenti sebelum selesai.
Profesor menanyakan
(mempertanyakan?) kepada saya, katanya tulisan-tulisan saya seperti
menyempitkan pengertian NU, bukankah dari dahulu NU dikenal karena keluewesnnya
menaungi perbadaan pemikiran, fikih dll dalam NU.
Saya sampaikan kepada beliau, Dunia,
khususnya Indonesia sedang menghadapi gelombang radikalisme yang sangat
mengerikan. Sekarang saja, di BUMN, instansi dan lembaga pemerintah maupun
swasta, dari bawah sampai jabatan startegis banyak diisi pro khilafah.
Orang-orang ini hasil kaderasis yang dilakukan secara konvensional, manual.
Lalu bagaimana anak-anak muda, remaja,
yang dikader secara digital, baik tatap muka langsung maupun melalui IG, Yotube
dll terpengaruh paham radikal, dengan embel-embel Hijrah atau yang lainnya.
Kedepan jutaan anak yang terinpiltrasi ini menjadi ayah, menjadi suami, mengisi
instansi dan lembaga negara. Ini sangat mengkhawatirkan.
Oleh karena itu siapapun yang
pemikirannya melemahkan NU, mensuport gerakan puritanisme Islam akan saya
lawan. Lawan dengan pemikiran dan akademik bukan dengan gelut dan senjata. Kita
manusia bukan harimau yang berantem dengan cakarnya, atau serigala yang
menerkam dengan taringnya.
Kawan-kawan, ketika saudara kita
terjangkiti virus Wahabi, atau Hambalianisme negatif lain, mereka kehilangan
daya kritis, kehilangan akal, kehilangan kesadaran sebagai manusia yang bisa
bernalar, berfikir, berbicara dan berargumen. Mereka tumpul, maka kekerasan dan
perlawanan senjata pilihan satu-satunya. Mereka tidak punya pilihan lain.
Dengan Syiah kita bisa berdialog
dengan Wahabi tidak. Oleh sebab itu selama ratusan tahun, bangsa kita bisa
hidup berdampingan dengan Syiah, tapi kurang dari 100 tahun negara-negara Islam
hancur, dan Indonesia dijangkiti virus teroris dan krisis toleransi.
Banyak negara hancur karena campur
tangan Wahabi yang mensuport para pembangkang yang melawan pemerintahan yang
sah. Sementara Iran tidak. Jadi jelas bahaya laten Wahabi.
Semoga Allah swt menjaga bangsa ini
dari Zombi-zombi berbaju agama. Irak, Siria, Libia, Somalia, Afganistan, Marawi
Filifina, adalah negara-negara korban zombi beragama. Yang menolong imigran
muslim siapa? Nonmuslim di Eropa.
Di Indonesia, muslim atau nonmuslim
mati tragis karena bom teroris muslim yang berfaham Wahabi. Lalu kenapa
bertahun-tahun selalu didengungkan bahaya PKI? Tidak ada korban PKI pasca
peristiwa 65. Itu hanya pengalihan isu agar muslim radikal bisa melancarkan
propaganda dan aksi kanibalnya.
Jadi keliru selalu
menyalah-nyalahkan nonmuslim, karena penyebab kekacauan ini muslim sendiri.
Mari intropeksi.