Pengalaman Puasa di Belanda: Waktu Imsak Sama, Waktu Buka Berbeda-beda - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

14 Mei 2019

Pengalaman Puasa di Belanda: Waktu Imsak Sama, Waktu Buka Berbeda-beda

Leiden canals
Penulis: Nor Ismah

Atorcator.Com - Sudah memasuki minggu kedua saya dan keluarga berpuasa di Leiden. Waktu buka bertambah malam, sementara waktu sahur bertambah dini, jadi waktu puasa menjadi bertambah panjang. Berpuasa dengan waktu siang yang lama memberi saya dan keluarga kesempatan untuk mengamalkan pluralitas dalam berpuasa. Yaitu, berpuasa dengan lama waktu yang berbeda-beda.

Bagi kami yang tinggal di Boerhaavelaan Leiden, ada satu grup WhatsApp halaqah diniyyah untuk belajar dan berbagi seputar persoalan agama. Kemarin menjelang puasa, selain mendiskusikan persoalan tentang qadha atau fidyah atas puasa yang ditinggalkan, kami juga membahas tentang bolehkah berbuka sebelum waktu maghrib tiba.

Sejak saya di leiden, saya biasanya taqlid pada penjelasan yang disampaikan salah satu gus di group halaqah itu. tapi, kali ini saya benar-benar membaca rujukan dari penjelasan itu, kemudian mempraktikkan dengan melakukan pengecekan dan penghitungan waktu buka berdasar pada waktu shalat website online. Jadi, puasa kali ini bisa dikatakan saya melakukan selemah-lemahnya “ijtihad” haha.

Bersama keluarga saya berlima tinggal di Boerhaavelan. ada suami, saya sendiri, abiq si sulung, atha si tengah, dan ara si ragil. Kami semua berpuasa kecuali ara. Meskipun waktu imsak kami sama, yaitu sekitar pukul 04.00 pagi, tapi waktu buka kami berbeda-beda. Inilah salah satu keunikan yang tentu tidak akan kami dapatkan kalau berpuasa di tanah air.

Saat ini atha berusia 9 tahun. Dari sebelum bulan puasa dia sudah rewel, jam berapa boleh buka. ia berkali-kali memastikan kalau untuk berbuka pukul 21.30 malam jelas tidak akan kuat. jadi, saya pilihkan atha untuk mengikuti fatwa berbuka dengan waktu paling cepat. yaitu fatwa dari www.dar-alifta.org yang menjelaskan tentang puasa di wilayah dengan waktu siang mencapai 19 jam. Fatwanya mengatakan: puasa bisa dilakukan dengan mengikuti jumlah jam puasa di Makkah al-Mukarramah karena ia adalah Ummul Quro atau ibu dari seluruh negeri. Jadi jika fajar di Leiden itu pukul 04.00 pagi dan penduduk Makkah berpuasa selama 14 jam, maka waktu berbuka di Leiden adalah pukul 18.00. dan atha udah bisa berbuka mendahului kami.

Waktu tercepat kedua berdasarkan fatwa MUI yang dikeluarkan pada 26 Mei 1980, tentang shalat dan puasa di daerah yang waktu siangnya dan malamnya tidak seimbang. Fatwa ini memutuskan bahwa shalat dan puasa di negara-negara tersebut bisa mengikuti waktu daerah terdekat yang seimbang. kalau Leiden waktu terdekatnya bisa mengikuti Casablanca Maroko atau Tunisia.

Menurut Islamicfinder.com, waktu maghrib di Casablanca pukul 19.22, jadi yang di Leiden tinggal mengikuti saja. Saya dan abiq mengikuti fatwa ini.

Yang terakhir, tentu saja mengikuti waktu buka yang tertulis dalam jadwal imsakiyah terbitan Masjid Imam Malik di Leiden. Semakin ke sini, waktu subuh semakin dini, yaitu pukul 04.00 pagi, sedangkan waktu buka semakin malam, sekarang sekitar pukul 21.22. Biasanya semakin mendekati akhir Ramadan, bisa sampai pukul 22.00 lebih. Hanya ayah yang memilih menyempurnakan waktu puasa 17 jam. Elok!


  • Nor Isma Kandidat PhD di Universitas Leiden