Kiai Ma'ruf Amin: Sistem Khilafah Cederai Kesepakatan Pendiri NKRI - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Kamis, Juni 20, 2019

Kiai Ma'ruf Amin: Sistem Khilafah Cederai Kesepakatan Pendiri NKRI

Kamis 20 juni 2019 08:05
Ilustrasi foto/merdeka
Atorcator.com - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin mengatakan, sistem ketatanegaraan khilafah yang sempat digulirkan untuk menggantikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejatinya tertolak secara sistemik, karena mencederai kesepakatan yang diambil oleh para pendiri negara Indonesia.

“Jadi di sini jangan dipaksakan untuk menggantikan NKRI, karya kesepakatan para pendiri negara ini di dalamnya juga terdapat para ulama waktu itu,” ujarnya.

Hal itu disampaikan KH Ma'ruf Amin saat berhalal bi halal dan silaturahmi dengan para kiai, cendekiawan, dan tokoh Jawa Tengah di Hotel Crown Semarang, Rabu (19/6).

Dikatakan, sistem khilafah itu bagus dan Islami, tetapi sistem lain yang ditetapkan di negara-negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim juga bagus dan Islami. "Sistem khilafah itu bagus dan Islami, akan tetapi tidak cocok di Indonesia," tandasnya.

Menurutnya, para ulama khususnya ulama NU senantiasa terpanggil untuk mempertahankan NKRI, karena hal ini merupakan amanat ulama yang harus dilaksanakan yang di kemudian hari secara simpel disebut dengan NKRI harga mati.
"Sikap ini, sering disalahpahami mereka dengan mengatakan NU menganggap khilafah itu jelek, maka tidak perlu diterapkan di Indonesia. Padahal tidak demikian, hanya saja adanya anggapan bahwa sistem khilafah itu baik maka harus diterapkan, ini tidak benar," tuturnya.

Dia menuturkan, tertolaknya sistem khilafah tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara muslim. Misalnya, Saudi Arabia dan Yordania lebih memilih kerajaan, Kuwait, Qatar, dan Emirat Arab menggunakan ke-emiran.

Selanjutnya negara Turki dan Mesir (Republik), Pakistan dan Iran (Republik Islam) dan sebagainya. Dengan tidak menetapkan sistem khilafah mereka bagus dan islami. Sedangkan NKRI juga tidak kalah bagus dan islami. "Bahkan, Islam di Indonesia saat ini dirasakan paling pas di tengah pertarungan dan benturan ideologi global. Islam moderat yang kini dipopulerkan dengan sebutan Islam Nusantara memiiki daya survive yang tinggi," pungkasnya.

Hadir di acara halaqah, tampak Pengurus Cabang NU se-Jateng, para rektor PTN/PTS di Semarang, Wagub Jawa Tengah H Taj Yasin, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, Mursyid Thariqah Khalidiyah Naqsabandiyah  KH Munif Zuhri, Mursyid Thariqah Qodiriyah Naqsabandiyah KH Hanif Muslih, dan para pengasuh pesantren se-Jateng. (Samsul/Muiz)

Source: Berita selengkapnya bisa dibaca di NU online