Penulis: Nisa
Akmala
Selasa 16 juli
2019 06:00
Atorcator.Com -
Sudah beberapa hari sosok Abu Nawas tidak hadir di istana. Hal
tersebut kemudian membuat Baginda Raja Harun Al-Rasyid sangat gundah. Baginda
Raja ingin sosok Abu Nawas hadir untuk menghibur hati sang raja. Bukan tanpa
usaha, Baginda Raja sudah beberapa kali memanggil Abu Nawas lewat para utusannya,
namun Abu Nawas belum juga menampakkan diri.
Setelah lama
berpikir mencari cara agar Abu Nawas mau datang ke istana, Baginda Raja
akhirnya menemukan ide yang bisa membuat Abu Nawas bisa hadir di istana. Raja
kemudian memanggil tiga orang prajurit dan menyuruh mereka pergi ke rumah Abu
Nawas agar buang air besar di tempat tidurnya.
"Pengawal,
pergilah ke rumah Abu Nawas dan beraklah di tempat tidurnya, dan kalau kalian
behasil maka masing-masing akan aku berikan uang 1000 dirham," ujar
Baginda Raja.
Tanpa pikir
panjang, ketiga utusan baginda raja tersebut langsung menerima pemerintah sang
raja. "Daulat paduka," jawab ketiga prajurit tersebut secara
bersamaan. Mereka pun langsung berangkat menuju rumah Abu Nawas sesuai perintah
Baginda Raja.
Sementara itu,
duduk di sebelah raja ada Ki Patih yang mendengar obrolan rajanya dengan ketiga
prajurit tersebut. Ki Patih yang mendengar raja memberikan tugas kepada ketiga
prajurit tersebut pun memberanikan diri untuk bertanya kepada Sang Raja. Ia
merasa aneh dengan tugas yang diberikan baginda raja.
aduka, bukankah
tugas yang diberikan itu tampak aneh dan menghina?" tanya Patih.
"Patih,
memang benar, tapi itulah siasatku agar Abu Nawas segera hadir ke istana,"
jawab baginda.
"Apakah
gerangan rencana baginda?" tanya Ki Patih lagi belum paham.
"Nanti
kamu akan segera mengetahuinya, dan sekarang kamu ikutilah ketiga anak buahmu
itu dan intailah mereka dan sampaikan kepada Abu Nawas, bila dia berhasil
mengagalkan tugas pengawalnya, maka Abu Nawas akan aku beri uang 3000 dirham dan
sekaligus ia boleh memukul utusanku itu," kata baginda raja.
Prajurit tiba
di rumah Abu Nawas.
Dengan perasaan
yang masih bingung, Patih segera melaksanakan perintah raja. Dia segera
berkemas dan menuju ke rumah Abu Nawas.
Para prajurit
Baginda Raja Harun yang sudah berangkat lebih dulu dari Ki Patih pun akhirnya
tiba di rumah Abu Nawas. Tanpa basa-basi, ketiganya langsung mengetuk pintu
rumah Abu Nawas. Tak lama setelah itu, Abu Nawas pun membukakan pintu dan
bertemu ketiga utusan Baginda Raja.
"Kami diutus
oleh Baginda Raja untuk buang air besar di tempat tidurmu. Karena ini perintah
raja, kamu tidak boleh menolak," kata salah satu prajurit.
"Saya sama
sekali tidak keberatan. Silahkan saja kalau kalian mampu melaksanakan perintah
raja," jawab Abu Nawas dengan santai.
"Betul?"
tanya prajurit raja memastikan.
"Iya,
silahkan saja," sahut Abu Nawas.
Abu Nawas
mengawasi orang-orang itu beranjak ke tempat tidurnya dengan perasaan geram
yang sudah ia tahan.
"Hmm,
berak di tempat tidurku? Betul-betul kelewatan," gumam Abu Nawas dalam
hati.
Tak mau ranjang
tidurnya dikotori, Abu Nawas memutar otaknya untuk mencari cara agar para
utusan baginda raja tersebut mengurungkan niatnya. Setelah berpikir beberapa
saat, Abu Nawas akhirya menemukan cara untuk menggagalkan tugas para utusan
tersebut. Pada saat para utusan itu hendak bersiap-siap buang air besar,
mendadak Abu Nawas berkata di balik jendela kamar.
"Hai para
utusan raja, ada yang lupa saya sampaikan kepada kalian," kata Abu Nawas.
"Apa
itu?" tanya salah satu utusan raja.
"Saya
ingatkan supaya kalian jangan melebihi perintah Baginda Raja. Jika kalian
melanggar, saya akan pukul kalian dengan sebuah pentungan besar dan setelah itu
saya akan laporkan kepada baginda bawa kalian melanggar perintahnya,"
jelas Abu Nawas.
Dengan cekatan
Abu Nawas segera mengambil sebatang kayu besar yang ada di dapur rumahnya. Abu
Nawas kemudian berlari kembali ke kamarnya dengan membawa pentungan kayu besar
yang ia ambil di dapur rumahnya.
"Hai, apa
maksudmu tadi Abu Nawas?" tanya salah satu utusan.
"Ingat,
perintah raja hanya buang air besar saja dan tidak boleh dari itu," jawab
Abu Nawas.
"iya,
benar," jawab utusan raja.
"Aku
ulangi lagi, hanya buang air besar saja tidak boleh lebih. Ingat, tidak boleh
kencing, tidak boleh buka celana, tidak boleh cebok, hanya buang air besar
saja," tegas Abu Nawas.
"Mana
mungkin? Itu tidak mungkin, kami juga harus bukan celana dan kencing,"
jawab salah satu utusan.
"Aku akan
pukul kalian sekeras-kerasnya jika kalian melanggar perintah raja," sahut
Abu Nawas.
Ketiga utusan
Baginda Raja tersebut hanya bisa saling pandang kebingungan dengan ucapan Abu
Nawas. Di tengah kebingungan tersebut, tiba-tiba ada suara yang memanggil Abu
Nawas. Rupanya suara tersebut datang dari Ki Patih yang memang diutus Baginda
Raja Harun untuk mengawasi ketiga utusannya.
Melihat
keberadaan Ki Patih, Abu Nawas dan ketiga utusan raja segera berkumpul untuk
menemui suara tersebut.
"Aku sudah
mendengar perdebatan kalian. Baginda Raja memang memerintahkan para utusan
untuk berak di tempat tidurmu. Jika ada tiga orang ini sanggup, mereka
masing-masing akan mendapatkan seribu dirham. Jika mereka gagal, maka mereka
boleh engkau pukul sesuka hatimu," kata Ki Patih.
"Oh,
begitu. Lalu hadiah dari baginda untukku berapa Tuanku?" Tanya Abu Nawas.
"Sekarang
juga engkau boleh menghadap Baginda Raja untuk menerima tiga ribu dirham,"
jawab Ki Patih.
Mendengar
jawaban Ki Patih, Abu Nawas dibuat kaget serta gembira. Sebelum menghadap
Baginda Raja, Abu Nawas kembali mengambil pentungannya lalu mengejar ketiga
utusan raja yang hampir buang air besar di ranjangnya.
Ketiga utusan
tersebut lari terbirit-birit. Ki Patih dan Abu Nawas dibuat tertawa
terpingkal-pingkal dengan tingkah ketiga utusan raja.
"Abu
Nawas, Baginda Raja sangat yakin engkau dapat mengatasi masalah ini. Baginda
memang menginginkan kehadiranmu di istana untuk menghibur hatinya yang saat ini
sedang gundah gulana," jelas Ki Patih.
Abu Nawas
menyetujui permintaan Ki Patih, dan mereka segera berangkat menuju istana untuk
memenuhi Baginda Raja dan mengambil hadiah 3000 dirham.
Source: Selengkapnya bisa dibaca di Brilio