Penulis: Silmi AdawiyaJumat 30 Agustus 2019
Ilustrasi: NU-or.id |
Atorcator.Com
- Menjadi
istri adalah siap menjalani aktor yang gampang-gampang susah dalam menjalankan
peran utamanya. Jika bisa menjalankan tugas dan amanhnya, ia akan mendapatkan
jaminan dan pahala yang mulia dengan mudah. Namun jika tidak, maka ia juga akan
mendapati balasan yang setimpal.
Sosok
istri yang tidak bisa menerima pemberian suami dengan lapang dada membuat
dirinya jauh dari rahmat Allah. Mengapa demikian? Karena sosok istri yang
demikian memiliki sifat yang kurang pandai bersyukur atas apa-apa yang Allah anugerahkan
kepada suaminya. Tidak bersyukur atas nikmat-Nya merupakan salah satu potret
manusia yang akan menjadi penduduk neraka kelak. Disinilah Allah bisa
menjatuhkan murka kepadanya dan menjauhkannya dari kebaikan. Rasulullah
bersabda:
لا
ينظرُ اللَّهُ إلى امرأةٍ لا تشكُرُ لزوجِها وَهيَ لا تستَغني عنهُ
“Allah
tidak akan melihat kepada wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan ia
tidak merasa cukup dengan apa yang diberikan suaminya” (HR Nasa’i)
Menjadi
istri yang selalu merasa kurang atas nafkah yang diberikan suami adalah satu
hal yang tidak disukai oleh Allah. Sebaliknya, Allah menyukai sosok istri yang
bisa menerima dan bersyukur atas apa yang diberikan suami untuknya. Merasa
cukup dan berterimakasih kepada suami memiliki makna yang sama dengan berterimakasih
kepada Allah. Karena sejatinya, Allah lah yang memberi apa-apa yang diberikan
suami kepada istrinya.
Allah
mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh istri dan keluarganya. Sehingga tak
mungkin bagi Allah untuk memberikan apa-apa yang tidak sesuai takaran
kebutuhan, termasuk pendapatan suami untuk memenuhi kebutuhan istri dan
keluarganya. Dalam QS At Thalaq ayat 7 Allah berfirman:
لِيُنفِقْ
ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنفِقْ مِمَّا
آتَاهُ اللَّهُ لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْساً إِلاَّ مَا آتَاهَا سَيَجْعَلُ
اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرا
“Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang
disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar)
apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan
sesudah kesempitan”
Dengan
demikian, sosok yang kurang bisa bersyukur atas setiap pemberian suami adalah
potret istri yang tidak Allah sukai. Agar menjadi sosok sitri yang Allah sukai,
jadilah istri yang pandai bersyukur terhadap apa saja yang suami nafkakan.
Disayangi Allah itu asyik dan mengenakkan. Tidak perlu memohon dan berproses
panjang, Allah berikan. Yuk belajar lagi untuk lebih bisa menerima semuanya
dengan lapang dada.
[Source Selengkapnya bisa dibaca di sini]