Penulis: Wahyudi Akmaliah
Jumat 27 September 2019
Atorcator.Com - Pertanyaan klise, tapi tetap penting diajukan adalah; ngapain sih Ananda Badudu ikut terlibat dalam aksi demonstrasi bersama mahasiswa di tengah kemampuannya sebagai musisi yang bisa mendatangkan uang untuknya sebagaimana dilakukan di Banda Neira? Bagi banyak orang yang hidup normal seperti orang lainnya, termasuk saya, tindakan itu adalah kesia-siaan di tengah popularitas yang memungkinkannya menjadi kaya di usia yang jauh lebih muda.
Namun, jalan hidup orang memiliki idealisme-nya masing-masing, khususnya anak-anak muda seperti Badudu. Di tengah pada orangtua yang tidak bisa diharapkan mengenai perubahan sekaligus imajinasi mengenai keadilan sosial, HAM, dan kebebasan bersuara, kepada mereka ini arah bangsa bisa diharapkan.
Badudu percaya bahwasanya aksi massa itu bersih dari tunggangan politik, baik partai politik maupun oligarki. Karena itu, ia menggalang crowdfunding kitabisa.com untuk menguatkan logistik aksi demonstrasi. Dengan harapan, aksi ini benar-benar murni memperjuangkan idealisme dan suara mahasiswa di tengah aksi-aksi demonstrasi sebelumnya yang bermuatan politis dengan dana cukup fantastis.
Melalui dana yang didapatkan itu, Badudu menggunakannya untuk ambulan dan membantu para mahasiswa yang jatuh terkapar. Dana itu juga digunakan untuk mengobati para mahasiswa yang berada di rumah sakit akibat demonstrasi. Ia juga menjadi penghubung bagi para demonstran yang membutuhkan bantuannya.
Melalui representasi dirinya, kita bisa melihat bagaimana gerakan kolektif yang berusaha lepas dari kaki tangan politik dan oligarki sangat memungkinkan bisa dilakukan melalui medium sosial media. Di sini, atas nama demokrasi mereka memperjuangkan hak-hak masyarakat yang ingin dirampas oleh sejumlah regulasi UU yang bermasalah.
Jumat 27 September 2019
Kompas |
Atorcator.Com - Pertanyaan klise, tapi tetap penting diajukan adalah; ngapain sih Ananda Badudu ikut terlibat dalam aksi demonstrasi bersama mahasiswa di tengah kemampuannya sebagai musisi yang bisa mendatangkan uang untuknya sebagaimana dilakukan di Banda Neira? Bagi banyak orang yang hidup normal seperti orang lainnya, termasuk saya, tindakan itu adalah kesia-siaan di tengah popularitas yang memungkinkannya menjadi kaya di usia yang jauh lebih muda.
Namun, jalan hidup orang memiliki idealisme-nya masing-masing, khususnya anak-anak muda seperti Badudu. Di tengah pada orangtua yang tidak bisa diharapkan mengenai perubahan sekaligus imajinasi mengenai keadilan sosial, HAM, dan kebebasan bersuara, kepada mereka ini arah bangsa bisa diharapkan.
Badudu percaya bahwasanya aksi massa itu bersih dari tunggangan politik, baik partai politik maupun oligarki. Karena itu, ia menggalang crowdfunding kitabisa.com untuk menguatkan logistik aksi demonstrasi. Dengan harapan, aksi ini benar-benar murni memperjuangkan idealisme dan suara mahasiswa di tengah aksi-aksi demonstrasi sebelumnya yang bermuatan politis dengan dana cukup fantastis.
Melalui dana yang didapatkan itu, Badudu menggunakannya untuk ambulan dan membantu para mahasiswa yang jatuh terkapar. Dana itu juga digunakan untuk mengobati para mahasiswa yang berada di rumah sakit akibat demonstrasi. Ia juga menjadi penghubung bagi para demonstran yang membutuhkan bantuannya.
Melalui representasi dirinya, kita bisa melihat bagaimana gerakan kolektif yang berusaha lepas dari kaki tangan politik dan oligarki sangat memungkinkan bisa dilakukan melalui medium sosial media. Di sini, atas nama demokrasi mereka memperjuangkan hak-hak masyarakat yang ingin dirampas oleh sejumlah regulasi UU yang bermasalah.