Atorcator.Com - Ibu Nyai Hj Lilik Suyati adalah sosok
hafidzoh, hafal al-Qur’an 30 juz. Selepas wafatnya Gus Miek, Ibu Nyai Lilik
lanjutkan mendidik enam putra-putrinya. Dengan penuh perjuangan, Ibu Nya Lilik
antarkan putra-putrinya menjadi penerus dakwah Gus Miek.
Ibu Nyai Lilik wafat di RS Bhayangkara Kediri
pada Ahad 6 Oktober 2019, sekitar jam 19.15 WIB. Kisah ini disampaikan Muhammad
Najhan Atho’illah, Jamaah Dzikrul Ghofilin dan Jatmiko Mantab KH Hamim Djazuli.
Muhammad Najhan Atho’illah asli Nganjuk yang sekarang tinggal di Bandar
Surabaya.
Kisahnya dari Tim Rescue Ambulance Indonesia
yang bernama Zeus Agung Nugroho yang ikut melakukan pendampingan jenazah
Ibu Nyai Lilik dari rumah sakit hingga rumah duka, Pesantren
Al-Falah Ploso Mojo Kediri.
“Mas Zeus Agung Nugroho mengaku mendapati
pengalaman luar biasa. Sejak prosesi di rumah sakit, selama perjalanan, hingga
tiba di pondok, tercium aroma wangi yang sangat luar biasa. Bahkan ini
dirasakan juga oleh seluruh timnya yang mendampingi jenazah hingga ke rumah
duka,” katanya.
“Menurut Zeus, pengalaman unik ini sangat
berbeda jika dibanding saat dia menjalankan tugas-tugas pendampingan jenazah
sebelumnya,” lanjutnya.
Najhan merasa sangat kehilangan atas wafatnya
Ibu Nyai Lilik.
“Mautul ‘Alim Mautul Alam, meninggalnya orang
alim, itu sama dengan matinya alam dunia,” katanya.
Najhan teringat akan sebuh ucapan para
guru-gurunya di madrasah (pondok pesantren) dulu.
“Di penghujung jaman nanti, akan datang sebuah
masa yang dimana para ulama (orang berilmu) Allah wafatkan, bencana
dimana-mana, banyaknya para pemimpin dzolim, zina dimana-mana, bahkan yang
namanya maksiat akan dianggap sebagai hal wajar. Duhh gustii..,” tegasnya.
Di akhir, Najhan mengutip sabda Nabi:
مَوْتُ الْعَالِمِ مُصِيبَةٌ لا تُجْبَرُ ، وَثُلْمَةٌ لا تُسَدُّ ,
وَنَجْمٌ طُمِسَ ، مَوْتُ قَبِيلَةٍ أَيْسَرُ مِنْ مَوْتِ عَالِمٍ
“Meninggalnya ulama adalah musibah yang tak
tergantikan dan sebuah kebocoran yang tak bisa ditambal. Wafatnya ulama laksana
bintang yang padam. Meninggalnya satu suku lebih mudah bagi saya daripada
meninggalnya satu orang ulama.” (HR. ath-Thabarani dalam Mu’jam al-Kabir dan
al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dari Abu Darda).
“Sugeng tindak Simbah Nyai Hj. Lilik Suyati
(Nyai Miek),” pungkasnya. [Source: BangkitMedia]