Penulis: Abdul Adzim
Kamis 3 Oktober 2019
Makam Nabi Yusuf setelah direnovasi |
Atorcator.Com - Nabi Yusuf as adalah seorang Nabi yang hidup sekitar tahun 1745 –
1635 SM. Beliau merupakan salah satu anak dari 12 putra Nabi Ya’qub as dan
cicit dari Nabi Ibrahim as. Silsilah lengkapnya seperti ini, Yusuf bin Ya’qub
bin Ishaq bin Ibrahim bin Azzar bin Nahur bin Suruj bin Ra’uf bin Falij bin
Abir bin Shaleh bin Arfahsad bin Syam bin Nuh as.
Menurut sejarah Islam, Nabi Yusuf as
diangkat menjadi Nabi pada tahun 1715 SM dan diutus ke suatu kaum yang dikenal
sebagai Kan’an dan Hyksos di Mesir.
Dalam Kitab Suci al-Quran, nama Nabi
Yusuf as telah disebut sebanyak 27 kali dan dikenal sebagai manusia paling
tampan di dunia setelah Rasulullah (Nabi Muhammad saw). Bahkan ada sebuah surat
khusus dalam Al-Quran yang menceritakan tentang kisah Nabi Yusuf as ini, yaitu surat
Yusuf.
Salah satu kisah yang begitu
fenomenal tentang Nabi Yusuf as adalah cerita mengenai mimpinya yang juga
diabadikan di dalam Al-Quran, yaitu saat Nabi Yusuf as bermimpi melihat sebelas
bintang, bulan, dan matahari bersujud kepadanya.
Dari mimpi itulah kisah tentang Nabi
Yusuf as dimulai, saat ia dibuang dan dimasukkan kedalam sumur oleh
saudara-saudaranya, dijual menjadi budak, dipenjara karena menolak godaan dan
permintaan isrti tuannya (Qithfir) bernama Zulaikha, menafsirkan mimpi paceklik
raja Mesir, membawa ayahnya (Nabi Ya’qub as) beserta saudara-saudaranya ke
tanah Mesir, hingga ia diangkat menjadi Nabi dan pejabat di kerajaan Mesir.
Namun kisah tentang Nabi Yusuf as
bukan hanya sebuah cerita atau dongeng yang melegenda, saat ini beberapa jejak
dan peninggalan yang diduga merupakan peninggalan Nabi Yusuf as masih bisa
ditemui.
Salah satunya adalah sumur tempat
dimana Nabi Yusuf as dibuang oleh saudara-saudaranya dan ditemukan oleh kalifah
dagang hingga di jual ke Mesir. Sumur ini terletak di Nablus, Palestina,
Israel.
Selain itu, sebuah situs kuno yang
diyakini sebagai tempat dimana Nabi Yusuf as dipenjara juga masih ada di dunia.
Penjara Nabi Yusuf as tersebut terletak di Desa Bushir, Giza, Mesir.
Ditempat inilah Nabi Yusuf as
mendekam dipenjara selama beberapa tahun lamanya, hingga diabadikan di dalam
Al-Quran surat Yusuf ayat 33. Kedalaman penjara ini diperkirakan mencapai
sekitar 35 meter. Penjara ini juga memiliki lorong-lorong yang panjangnya
diperkirakan mencapai 360 meter.
Sebuah kincir air yang diduga pernah
digunakan Nabi Yusuf as saat musim kemarau (musim paceklik melanda) juga masih
ada. Kincir air ini terletak di ditengah-tengah pusat Bandar Al-Fayyoum,
sekitar 50 km dari Kaherah, Kairo, Mesir.
Menurut salah satu riwayat, warna
asal kayu kincir air ini masih sama seperti 8000 tahun yang lalu, dimana kincir
air tersebut masih digunakan oleh Nabi Yusuf as.
Mengenai makam Nabi Yusuf as, Syeikh
Thabarsi dalam kitab tafsirnya menjelaskan, “ketika Nabi Yusuf as wafat
(meninggal dunia), jenazahnya dimasukkan dalam sebuah peti yang terbuat dari
batu marmer dan dimakamkan di tengah Sungai Nil. Alasannya adalah karena ketika
beliau meninggal dunia, rakyat Mesir saling berebut untuk membawa jenazah
manusia mulia ini ke wilayah mereka agar mereka dapat tetap mendapatkan berkah.
Akhirnya karena kemaslahatan, jenazah Nabi Yusuf as dimakamkan ditengah Sungai
Nil dan mengingat aliran Sungai Nil tersebut melintasi ke berbagai tempat, maka
berkahnya dapat dirasakan oleh seluruh kaum secara merata. Kondisi ini
berlanjut hingga masa Nabi Musa as. Dan ketika kepemimpinan Nabi Musa as,
beliau mengangkat makam Nabi Yusuf as dan memindahkannya ke Palestina.”
Mungkin hanya itu, sedikit kisah
tentang Nabi Yusuf as beserta sejumlah bukti dan fakta yang masih bisa ditemui
hingga saat ini. Sebuah kisah klasik tentang hamba dan utusan Tuhan di dunia,
yang kisahnya telah diabadikan di dalam catatan manuskrip kuno, kitab kuno,
buku sejarah, hingga Kitab Suci 3 Agama Samawi (Al-Quran, Injil, Taurat).