Penulis : Shuniyya Ruhama
Senin 28 Oktober 2019
Sosok Kyai Haji Agus Salim selama ini hanya dikenal sebagai sosok diplomat ulung yang pernah dimiliki bangsa ini. Melalui beliaulah Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kali diakui oleh negara Mesir dan menguatkan posisi Indonesia di mata dunia, meskipun sebelumnya telah diakui oleh Palestina.
Haji Agus Salim menjadi pelopor berdirinya Jong Islamieten Bond (JIB) untuk menghalau gerakan sekuler yang berkembang pada masa itu. Bahkan dikabarkan, organisasi yang bersifat kesukuan pada masa itu diyakini beliau tidak akan menghantarkan Indonesia merdeka.
Maka lewat JIB inilah diadakanlah Kongres Pemuda II dan menelurkan Sumpah Pemuda. Tidak main-main, dengan pandangan beliau yang sedemikian luas, seluruh komponen dikumpulkan, sehingga perwakilan dari seluruh Nusantara hadir sekitar 750 orang.
Perwakilan datang dari berbagai kalangan mulai dari kesukuan, keturunan asing, juga keagamaan. Semua menyatupadu menjadi satu. Oleh Muhammad Yamin, disodorkan teks naskah Sumpah Pemuda , diparaf pemimpin sidang yakni Sugondo Joyopuspito dan disetujui secara aklamasi oleh semua yang hadir.
Maka didapatlah Sumpah Pemuda seperti yang kita miliki saat ini.
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Kongres ini mendapat pengawalan sangat ketat dari kepolisian Belanda. Namun, tidak membuat gentar para peserta kongres. Dekorasi dibuat merah-putih, karena Bendera Merah Putih tidak boleh dikibarkan. Melantunkan lagu Indonesia raya walaupun hanya dengan melodi biola tanpa melantunkan syairnya.
Hal ini terbukti dengan membludaknya perwakilan dari seluruh Indonesia. Mulai PPPI, Jong Java,Jong Soematranen Bond, Jong Bataks Bond,Jong Islamieten Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon , Pemoeda Kaoem Betawi, bahkan fakta membuktikan perwakilan dari Pemuda Papua juga hadir pada masa itu.
Indonesia telah dilahirkan. JIB melalui Haji Agus Salim dan Muhammad Yamin telah melukiskan sejarah Indonesia dengan tinta emas, yang kelak kemerdekaannya akan dipertahankan mati-matian oleh Hadlratus Syaikh Hasyim Asy’arie beserta umat Islam di seantero Indonesia.
Dalam perkembangannya, peran JIB dikecilkan dan seakan dihilangkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Padahal, peran mereka sangatlah signifikan. Pada masa pendudukan Jepang, JIB dibekukan karena dinilai mengkhawatirkan sepak terjangnya.
Di kemudian hari, para pelaku sejarahnya-pun tidak menuntut. Sebab, mereka merasakan bahwa yang dimunculkan haruslah keikhlasan, bukan sifat ingin menonjolkan diri. Indonesia merdeka sudah lebih dari cukup buat para pejuang itu.
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
28 Oktober 2019
Senin 28 Oktober 2019
Sosok Kyai Haji Agus Salim selama ini hanya dikenal sebagai sosok diplomat ulung yang pernah dimiliki bangsa ini. Melalui beliaulah Kemerdekaan Indonesia untuk pertama kali diakui oleh negara Mesir dan menguatkan posisi Indonesia di mata dunia, meskipun sebelumnya telah diakui oleh Palestina.
Haji Agus Salim menjadi pelopor berdirinya Jong Islamieten Bond (JIB) untuk menghalau gerakan sekuler yang berkembang pada masa itu. Bahkan dikabarkan, organisasi yang bersifat kesukuan pada masa itu diyakini beliau tidak akan menghantarkan Indonesia merdeka.
Maka lewat JIB inilah diadakanlah Kongres Pemuda II dan menelurkan Sumpah Pemuda. Tidak main-main, dengan pandangan beliau yang sedemikian luas, seluruh komponen dikumpulkan, sehingga perwakilan dari seluruh Nusantara hadir sekitar 750 orang.
Perwakilan datang dari berbagai kalangan mulai dari kesukuan, keturunan asing, juga keagamaan. Semua menyatupadu menjadi satu. Oleh Muhammad Yamin, disodorkan teks naskah Sumpah Pemuda , diparaf pemimpin sidang yakni Sugondo Joyopuspito dan disetujui secara aklamasi oleh semua yang hadir.
Maka didapatlah Sumpah Pemuda seperti yang kita miliki saat ini.
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia.
Kongres ini mendapat pengawalan sangat ketat dari kepolisian Belanda. Namun, tidak membuat gentar para peserta kongres. Dekorasi dibuat merah-putih, karena Bendera Merah Putih tidak boleh dikibarkan. Melantunkan lagu Indonesia raya walaupun hanya dengan melodi biola tanpa melantunkan syairnya.
Hal ini terbukti dengan membludaknya perwakilan dari seluruh Indonesia. Mulai PPPI, Jong Java,Jong Soematranen Bond, Jong Bataks Bond,Jong Islamieten Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon , Pemoeda Kaoem Betawi, bahkan fakta membuktikan perwakilan dari Pemuda Papua juga hadir pada masa itu.
Indonesia telah dilahirkan. JIB melalui Haji Agus Salim dan Muhammad Yamin telah melukiskan sejarah Indonesia dengan tinta emas, yang kelak kemerdekaannya akan dipertahankan mati-matian oleh Hadlratus Syaikh Hasyim Asy’arie beserta umat Islam di seantero Indonesia.
Dalam perkembangannya, peran JIB dikecilkan dan seakan dihilangkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Padahal, peran mereka sangatlah signifikan. Pada masa pendudukan Jepang, JIB dibekukan karena dinilai mengkhawatirkan sepak terjangnya.
Di kemudian hari, para pelaku sejarahnya-pun tidak menuntut. Sebab, mereka merasakan bahwa yang dimunculkan haruslah keikhlasan, bukan sifat ingin menonjolkan diri. Indonesia merdeka sudah lebih dari cukup buat para pejuang itu.
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
28 Oktober 2019