Penulis : Nur Romdlon
Ahad 13 Oktober 2019
Masjid Menara Kudus, salah satu peninggalan Sunan Kudus |
Atorcator.Com - Masjid Menara Kudus menjadi salah
satu peninggalan Sunan Kudus yang sangat vital. Pada tempat itu, berbagai
aktivitas keagamaan dilakukan. Kini Menara Kudus sendiri menjadi ikon, tak
hanya di kawasan makam Sunan Kudus, tapi menjadi ikon Kabupaten Kudus.
Masjid yang terletak di kompleks Menara Kudus sendiri
sebenarnya bernama Masjid Al Aqsa. Nama itu terlihat pada tulisan yang terdapat
di bagian depan masjid.
Dikutip dari buku Jejak Wali dan Ziarah Spiritual terbitan
Kompas, dalam mihrab masjid tersebut terdapat inkripsi dalam bentuk batu
bertulis yang terletak di atas mihrab menggunakan huruf dan bahasa Arab. Isinya
tentang pendirian masjid Menara pada tahun 956 H atau 1549 M oleh Ja'far
Shadiq, nama asli Sunan Kudus.
Mengenai batu tersebut, ada cerita menarik yang masih hidup
dikalangan masyarakat Kudus. Pada zaman dahulu saat Sunan Kudus menunaikan haji
dan bermukim di sana, terdapat wabah penyakit aneh yang menyerang penduduk
daerah tersebut. Mereka pun meminta tolong kepada Sunan Kudus karena ada
anggapan wabah itu terjadi akibat mereka mengolok-olok Sunan Kudus yang saat
itu terkena penyakit kudis.
Akhirnya wabah itu pun bisa dihentikan oleh Sunan
Kudus. Atas jasanya, Sunan Kudus diberi hadiah oleh Amir dari Arab, tapi Sunan
Kudus malah menolak. Dia malah meminta sebuah batu sebagai kenang-kenangan yang
akhirnya dijadikan peringatan pendirian masjid.
Jika diperhatikan dalam-dalam, akulturasi budaya antara
Hindu dan Islam sangat terlihat di kawasan Menara Kudus. Konon daerah tersebut
dulunya merupakan daerah pemeluk Hindu.
Sunan Kudus dalam membangun tempat dakwah pun mengadopsi
gaya tersebut agar penduduk setempat waktu itu tak merasa asing. Hal itu
menjadi strategi dakwah Sunan Kudus dalam menyebarkan Islam.
Tetapi mengenai bangunan Menara Kudus sendiri, terjadi
perbedaan pendapat. GF Pijper mengemukanan dalam The Minaret in Java bahwa
menara tersebut mempunyai bentuk yang mirip dengan Menara Kul-Kul di Bali.
Menurutnya, menara tersebut bukanlah bangunan asli Sunan Kudus, melainkan
bentuk bangunan candi Hindu yang digunakan dan disesuaikan penggunaannya
menjadi menara sebagai tempat azan.
Sementara ahli purbakala HJ Krom menyebut menara tersebut
asli bangunan Sunan Kudus. Tak adanya ragam hias makhluk hidup pada menara
tersebut menjadi pertanda, karena memang dalam Islam cenderung menghindari
penggambaran makhluk hidup yang biasanya ada pada candi-candi.
Hingga saat ini kawasan Menara Kudus dengan makam Sunan
Kudus di sana tak pernah surut dari peziarah dari berbagai daerah di Indonesia.[Brilio]