Penulis: Chalili
Sebagai manusia tentu tidak lepas dari salah dan dosa. Dalam salah satu riwayat manusia disebut sebagai al-insan karena manusia punya potensi salah. Sebagaimana dalam salah satu sabda Rasulullah SAW:
الاانسان محل القطاء والنسيان
"Manusia adalah tempatnya keliru dan dosa"
Pada dasarnya, dalam diri manusia terdapat akal dan nafsu. Akal mendorong untuk selalu berbuat kebaikan. Sedangkan nafsu mendorong untuk selalu berbuat kejelekan. Sebagaimana dalam firmannya :
ان النفس لامارة باللسؤ
"Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong pada kejelekan"
Akal dan nafsu adalah dua komponen yang ada di dalam diri manusia yang tidak berbentuk kerangka namun keduanya sama-sama punya pengaruh atau potensi terhadap keselamatan manusia kelak ketika menghadap Tuhannya.
Beda halnya dengan para malaikat yang sama sekali tidak memiliki nafsu atau keinginan. Dan hewan yang juga tidak mempunyai akal seperti manusia.
Imam al Bushiri dalam karya monumentalnya yang bertajuk Qosidah Burdah mengatakan :
والنفس كالطفل ان تهمله شب على # حب الرضاع وان تفتمه ينفطم
"Nafsu itu tak ubahnya seperti anak kecil yang gemarnya adalah menyusu ,sampai dewasapun ia akan terus menyusu jika tidak disapih (nyape)madura _red."
Bait di atas, Imam al Bushiri menggambarkan nafsu seperti halnya balita yang kegemarannya adalah menyusu. Jika ia terus dibiarkan manyusu dalam artian tidak disapih, maka sampai usia dewasapun ia akan tetap menyusu.
Sama halnya dengan nafsu jika ia terus dituruti keinginannya maka nafsu itu akan berdampak negatif pada dirinya sendiri dan terus berkelanjutan sampai tua bahkan sampai mati.
Sebagian ulama juga memberikan peringatan kepada orang yang selalu menuruti hawa nafsunya bahwa ia dikhawatirkan mati su'ul khotimah.
Dalam bait yang lain Imam al Bushiri juga memaparkan terkait poin penting pendorong bangkitnya nafsu yang berbunyi :
فلا ترم بالمعاصى كسر شهوتها # ان الطعام يقوى شهوة النهم
"Jangan kau patahkan nafsumu dengan maksiat. Sebab makanan justru memperkuat nafsu si rakus pelahap."
Dalam hal ini Imam al-Bushiri mengungkapkan bahwasanya salah satu yang menjadi sumber bangkitnya nafsu adalah makanan. Orang yang terlalu banyak makan akan berpotensi menuruti hawa nafsunya atau keinginan-keinginan duniawi yang menyebabkan malas untuk melakukan ketaatan kepadan Allah SWT.
Allah SWT memberikan akal dan nafsu kepada kita supaya digunakan sabagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Sebab janji Allah SWT. sangat jelas, orang yang taat kepada Allah akan dibalas dengan surga. Sedangkan orang yang maksiat kepada Allah SWT. akan dibalas dengan neraka.
Chalili (Santri Sidogiri)