Pemuda Desa Harus Menjadi Agent Of Change - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Jumat, Maret 30, 2018

Pemuda Desa Harus Menjadi Agent Of Change

Foto: sundul.com

Pemuda adalah generasi baru dalam sebuah komunitas masyarakat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik” 
Taufik Abdullah, 1974.

Saat ini sudah banyak pemuda-pemuda desa yang bergelar sarjana. Menempuh pendidikan di luar kota bahkan sampai keluar negeri pun ada. Ini merupakan salah satu kebanggaan tersendiri,  Ini menunjukkan bahwa pemuda-pemuda desa memiliki potensi besar dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat desa. Pemuda ini lah nantinya yang akan memotori gerakan-gerakan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat desa dari berbagai sektor seperti pendidikan, ekonomi dan lain-lain.

Gebrakan-gebrakan semacam ini sebenarnya hanya sebatas cita-cita saya dan harapan saya dimasa yang akan datang. Tidak lebih hanya sebagai sebuah pengabdian kepada masyarakat desa, walaupun masih dalam angan-angan. Berharap gerakan-gerakan ini bisa terealisasi dengan baik dan berusaha bersama-sama, maju bersama dan berjuang bersama.

Menggali potensi dalam mengupayakan kesejahteraan masyarakat desa, tentu tidak bisa lepas dari sejarah dalam pemanfaatan sumber daya alam. Hal ini kita bisa lakukan dengan cara observasi dan wawancara melalui sesepuh yang masih hidup. Kita terjun kelapangan langsung, meninjau berbagai macam kegiatan, berbaur dengan masyarakat dari berbagai elemen. Sehingga kita akan menemukan titik temu yang harus di rekontruksi yang tidak bertentangan dengan adat desa.

Masyarakat yang dihuni oleh pemuda yang produktif dan kreatif lebih-lebih yang sudah bergelar sarjana akan berdampak pada pola  kehidupan yang berwarna, maju satu langkah untuk menghadapi jaman yang terus berkembang. Masuknya teknologi di kehidupan ini akan berdampak pada kemajuan pola berpikir. Berpikir kreatif dan inovatif.

Kita bisa belajar kepada Adi pramodiya, seorang anak desa yang sukses bertani. Dimana hasil dari panennya itu bisa dipasarkan ke luar negeri bahkan sampai ke benua Eropa, seperti komoditas rempah-rempah dan lain-lain. Dia seorang yang selalu menemukan ide-ide kreatif dan inovatif dalam memajukan masyarakat desa lewat pertanian. Karena di desa yang paling menonjol soal mata pencaharian adalah bertani. Dan menurut saya tidak yang salah dengan profesi seperti itu, toh Indonesia juga pada dasarnya adalah negara agraris yang tanahnya subur.

Kalau melihat dari sisi ekosistem perekonomian Indonesia sepertinya benar apa yang disampaikan orang-orang desa bahwa "pejabat tidak bisa makan kalau tidak ada petani yang menanam padi". Ini yang sering menggugah perhatian lebih bahwa masyarakat desa yang berprofesi sebagai petani memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan hidup seseorang.

Sebenarnya tidak semudah apa yang saya kemukakan ini. Untuk melakukan itu semua tidak cukup hanya bergelar sarjana, tidak cukup bergelar doktor dan lain-lain. Kunci kesuksesan untuk membuat perubahan adalah terletak pada komitmen. Komitmen ini sulit kita lakukan, yang sering membuat orang melanggar komitmen biasanya adalah tidak adanya kekonsistenan dalam melakukan sesuatu. Seperti Adi pramodiya berapa kali dia gagal dalam usahanya. Tetapi dia tetap bangkit dan bangkit sampai benar-benar bangkit tegak dan meraih kesuksesan itu.

Tidak ada perubahan tanpa perjuangan dan pengorbanan itu slogan yang sering kita dengar dari mulut satu ke yang lain. Esensi kehidupan sebenarnya adalah kebahagiaan dan ketentraman bersama. Hidup ini hanya panggung sandiwara yang hanya bersifat sementara tapi bukan sinetron yang bisa diputar lalu di ulang kembali. Hidup adalah kehidupan yang mampu layak hidup untuk diri sendiri dan untuk yang lain. Bukan hidup dengan berlimang duniawi dengan kepuasaan nafsu serta hasrat untuk kepentingan individualis tanpa mementingkan orang lain.

Kesuksesan itu diraih bukan ketika kita bisa duduk di apartment dengan kursi yang empuk dan ber-ac tapi bagaimana kenyamanan itu juga bisa dirasakan oleh masyarakat walaupun dalam bentuk yang berbeda. Pemuda sukses itu ketika mereka tidak bisa menemukan zona nyaman. Artinya mereka selalu berusaha mencari ketertinggalan dan kesenjangan yang menimpa masyarakat lain.

Santri Mahasiswa Al-hikam Malang