Ungkapan Cinta Seorang Perempuan - Atorcator

Atorcator

Menulis adalah usaha merawat kejernihan berpikir, menjaga kewarasan, dan menyimpan memori sebelum dunia terkatup.

Latest Update
Fetching data...

05 Juni 2018

Ungkapan Cinta Seorang Perempuan

Internet

Tentu kita pernah merasakan dicintai seseorang, baik itu oleh ibumu, ayahmu, saudara kandungmu dan siapapun yang kadang tidak disangka-sangka tiba-tiba muncul ungkapan rasa dalam hati seseorang kepada kita. Yang kadang membuat kita sulit membedakan dia itu fans atau tidak. Sehingga perlu kita melihat perlakuan yang ia tunjukkan setiap harinya. Jika itu hanya sekedar fans seharusnya bersikap sewajarnya saja tidak perlu bersikap lebih yang dapat menimbulkan kecurigaan dan kebaperan.

Dalam tulisan ini sebenarnya tidak lain dan tidak bukan hanya ingin melihat, dimanakah letak posisi strategis seorang perempuan dalam mengungkapkan perasaannya? Lazimnya laki-laki sering menjadi awal pengungkapan rasa cinta terhadap perempuan. Namun tidak menutup kemungkinan perempuan juga bisa menjadi orang yang pertama kali berani mengungkapkan perasaannya terhadap laki-laki. Dan ini kisah nyata terbukti pada seseorang yang memiliki tampang biasa-biasa saja namun menjadi sosok idaman seorang perempuan.

Ini merupakan praktik yang kebanyakan orang mengatakan hal yang mustahil bisa dilaksanakan. Memang ia, perempuan harus berada pada posisi yang kurang menguntungkan, mereka mau tidak mau harus berperan sebagai sosok pasif, yang sekedar menanti kedatangan laki-laki yang dikehendaki meminangnya. Hal ini tentu akan menjadi indah, apabila laki-laki yang diinginkankan untuk hadir dan meminang adalah sang pujaan hati, dengan tanpa mengurangi kehormatan dan harga dirinya sebagai perempuan (dalam  frame patriarkal).

Tidak ada larangan dalam agama apapun untuk mengungkapkan perasaan meskipun ia datang dari seorang perempuan terlebih dahulu. Lihat saja bagaimana Siti Khadijah mengungkapkan perasaannya terhadap kanjeng nabi Muhammad yang akhirnya nabi menikahi dia. Walaupun pada kisah ini banyak perbedaan pendapat mengenai siapakah yang pertama kali mengungkapkan perasaannya.

Kisah nabi Yusuf juga merupakan romantika bercinta yang berawal dari seorang perempuan. Siti Zulaikha yang sangat mencintai yusuf sempat menyampaikan isi hatinya dan maksud hatinya. Namun Yusuf menolaknya, dan lari menuju pintu untuk berusaha keluar dari ruangan tersebut. Lalu, Zulaikha mengejarnya dan menarik baju gamis Yusuf dari belakang, hingga baju tersebut menjadi koyak. Ini menandakan bahwa perempuan juga memiliki posisi dalam mengungkapkan perasaannya, sehingga Al-Qur'an melihat kisah ini tidak mencela dan melarangnya. Hanya saja dalam kisah ini tragedi pengungkapan perasaan yang kurang etis, dan ini harus diperhatikan betul oleh seorang perempuan.

Nah, dari kedua kisah di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa terdapat dua orang perempuan yang sama-sama tertarik dengan lawan jenisnya. Tentu ini merupakan sesuatu yang perlu dan penting untuk kita kaji, sebagai bahan pembingkai langkah manusia, khususnya perempuan dalam mengekspresikan perasaan cintanya kepada lawan jenis. Selain itu, ini juga bisa menjadi tambahan hujjah bagi kalangan yang ingin mendebat golongan yang menolak eksistensi perempuan-perempuan yang memiliki hasrat untuk menyampaikan rasa cinta kepada lawan jenisnya.

Dan, sesungguhnya tidak benar jika seorang perempuan tidak diperbolehkan mengungkapkan perasaan cintanya kepada lelaki pujaan hatinya, atas dasar argumentasi tidak ada tuntunan agama atau tidak etis. Yang perlu diluruskan kembali adalah perihal cara pengungkapannya, yaitu melalui perantara orangtua, jika tidak ada; dapat menggunakan bantuan tim sukses yang dapat diambil dari orang-orang di sekitarnya, yang sekiranya mampu membantu menyampaikan isi perasaan perempuan tersebut. Jika pun terpaksa tidak ditemukan perantara yang tepat, seorang perempuan tetap diperbolehkan untuk mengungkapkan perasaannya, dengan catatan cara yang santun lagi tidak bertentangan dengan kondisi adat yang umum ada, dan utamanya bertentangan dengan agama.

Wallahu A’lam bisshowab

Santri Mahasiswa Al-Hikam Malang