gusdurian |
Penulis: Moh Syahri
Atorcator.Com - Selama belajar di Kairo, Al-Azhar Mesir, Gus Dur merasa banyak mata pelajaran yang diulang, pelajaran yang diajarkan di Fakultas Islam dan Arab yang bertempat di masjid Al-Azhar itu sudah banyak dan sering dipelajari di pesantren dulu di Indonesia.
Seperti kitab Alfiyah Ibnu Aqil, kata Gus
Dur, “saya sudah belajar di pesantren dulu”. Mungkin bagi Gus Dur sekolah ke
mesir akan menemukan pengetahuan baru di sekolahnya tapi kenyataannya tidak, justru
dia lebih banyak mempelajari ilmu yang sama dengan pesantren.
Nah, karena sudah merasa tidak pas dengan belajar di sekolahnya, Gus Dur memilih belajar dengan membaca buku di
perpustakaan-perpustakaan ternama di kairo seperti perpustakaan Universitas
Amerika, Dar Al-Kutub (perpus yang sekaligus menjadi penerbit kitab yang banyak
digunakan di Indonesia), dan Universitas Kairo.
Dari sini, bisa melihat bahwa cara
belajar Gus Dur selama ada di Mesir memang banyak secara autodidak. Tidak hanya
membaca buku-buku di perpustakaan-perpustakaan ternama, tapi Gus Dur ketika di
mesir juga senang menonton Film, Gus Dur memang pecinta Film.
Gus Dur Pecinta film segala bentuk
tontonan, seperti film Rusia, film Prancis, film Eropa Timur. Tentu bagi Gus
Dur menonton film bukan hanya memenuhi hasrat semata, tetapi jauh dari itu
menonton film upaya membangun imajinasi, kontsruksi pikiran.
Satu hal yang mungkin Anda tidak tau
dari saya, kata Gus Dur, saya kalau menonton film bisa dua atau tiga kali dalam
sehari”. Ya maklum Gus, Njenengan kan dulu pernah jadi Ketua Dewan Juri
Festival Film Indonesia. Bagi Gus Dur dunia Perfilm-an itu hal yang seolah-olah
menjadi subsidi otak sehari-hari.