Hobi Nyunah dan Anti Mbid'ah - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Minggu, Maret 24, 2019

Hobi Nyunah dan Anti Mbid'ah

serambi

Penulis: Sumanto Al Qurtuby
(Antropolog budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals, Arab Saudi)

Nyunah adalah melakukan perbuatan, tindakan, atau aktivitas sebagaimana yang konon dipraktikkan oleh Nabi Muhammad berdasarkan informasi teks-teks hadis yang tertuang di berbagai kitab hadis. Sedangkan mbid'ah yang saya maksud adalah melakukan perbuatan, tindakan, atau aktivitas yang konon tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad.

Sengaja saya pakai kata "konon" karena tidak ada yang tahu persis bagaimana atau seperti apakah gerangan situasi-kondisi dan kehidupan sehari-hari sang nabi sekitar 15an abad silam. Yang bisa dilakukan oleh umat Islam adalah memahami dan menginterpretasi apa yang terjadi di masa lalu melalui teks-teks itu serta informasi dan fakta pendukung lain.

Saya pun akan mencoba memahami dan menginterpretasi. Banyak umat Islam mengklaim apa yang mereka lakukan itu adalah "nyunah" dan menghindari sejumlah perbuatan karena dianggap "mbid'ah". 

Tetapi dalam praktiknya sebetulnya apa yang diklaim sebagai "nyunah" itu sejatinya adalah "mbid'ah". Sementara sejumlah aktivitas yang dituduh "mbid'ah" sebetulnya adalah "nyunah."

Misalnya begini: banyak umat Islam masa kini yang mengklaim memakai gamis itu sebagai bentuk nyunah. Menurutku, memakai gamis itu bukan nyunah (nabi) tapi "nyunah orang Arab kontemporer."


Sangat tidak mungkin Nabi Muhammad yang tinggal 15an abad silam itu memakai jenis pakaian ala gamis yang jelas-jelas merupakan produk kebudayaan manusia kontemporer. Itulah sebabnya kenapa masyarakat "Arab ori" jaman now sama sekali tak menganggapnya sebagai "nyunah". Setiap kali saya tanya: "Apakah kalian memakai gamis karena mengikuti sunnah nabi?" Mereka selalu bilang "tidak" disertai penjelasan kalau pakaian nabi jaman dulu itu begini-begini bukan begono-begono.

Poligini atau mengawini sejumlah istri yang dianggap nyunah juga bisa terperangkap ke mbid'ah. Misalnya: nabi memang berpoligini tetapi istri-istrinya yang dipoligini itu sudah tua dan korban perang yang memang membutuhkan bantuan nafkah untuk bertahan hidup. 

Itupun nabi lakukan setelah istri pertama wafat. Sementara tren poligini sebagian kelompok umat Islam dewasa ini mengawini perempuan-perempuan aduhai semlohai molek geboi. Kalau yang ini sih bukan "nyunah nabi" tapi "nyunah pir'aun"

Lucunya, sejumlah kelompok Islam pengklaim hobi nyunah dan anti mbid'ah atau "bidengah" itu justru sering melakukan perbuatan bid'ah sambil teriak-teriak anti mbid'ah.

Misalnya: mereka menyebarkan poster, selebaran, atau tulisan-tulisan di spanduk kalau wayang atau seni ini-itu bid'ah. Lah memangnya bikin poster dan spanduk itu bukan mbid'ah?

Mereka teriak-teriak pakai toa kalau perbuatan ini-itu itu bidengah? Lah emangnya pakai toa bukan "bidengah"?

Emangnya ritualan di monas bukan bidengah? Emangnya sembahyang massal di jalan raya bukan bidengah? Emangnya memakai aneka barang modern bukan bidengah? Emangnya makan nasbung, nasi uduk, dan semor jengkol nggak bidengah? Emangnya makan pakai sendok-garpu nggak bidengah? 

Emangnya pemilu dan pilpres nggak bid'ah? Emangnya sistem khilapah nggak bid'ah? Emangnya pakai kondom nggak mbid'ah?😱Emangnya emangnya...

Lucunya lagi, perbuatan nyunah malah dianggap mbid'ah. Misalnya semedi atau bertapa di gua atau gunung. Dulu nabi kan suka nyepi dan semedi di gua atau gunung (misalnya gua hiro atau gunung nur).