arabic |
Penulis: Ahmad Maimun
Nafis
(Santri Al-Anwar Sarang Rembang Jawa Tengah)
Atorcator.Com -
Terheran-heran nabi Uzair pagi itu menatap reruntuhan satu kota
seraya berucap "bagaimanakah Allah menghidupkan kembali kota mati
ini?". Terlelap ia memejamkan matanya tanpa sadar bahwa sebenarnya ia
telah wafat.
Uzair membuka
kedua matanya dan ia menemukan hari telah sore (sejatinya ia telah bangkit dari
kematiannya). Seorang malaikat bertanya "berapa lama engkau tidur?".
"Seharian, atau justru setengah hari" jawabnya mengira. Ia masih
merasa tidur sejak pagi hingga sore hari.
"Tidak!"
Bantah sang malaikat "kau telah tidur seratus tahun. Coba lihat makanan
dan minumanmu! Coba lihat keledai yang kau tunggangi". Benar saja ia telah
menemukan keledainya sudah berupa tulang belulang.
Allah
menunjukkan kuasaNya sekaligus menjawab pertanyaan Uzair seratus tahun yang
lalu. Tulang belulang itu tiba-tiba tersusun kembali dan perlahan terbungkus
daging terbungkus kulit. Kembali seperti sediakala.
Uzair pulang ke
rumahnya dan melihat kampung halamannya itu telah banyak berubah. Seorang
wanita renta dan buta berusia 120 tahun terlihat sedang duduk di depan pintu
rumahnya.
"Bukankah
ini rumah Uzair?" Ia mencoba bertanya. "Iya" sang wanita tua
menjawab dan menangis tersedu "Sudah bertahun-tahun tak pernah ada yang
menyebut nama itu lagi". "Aku Uzair" ia mencoba meyakinkan.
"Doa Uzair
akan selalu dikabulkan tuhan, berdoalah agar mataku yang buta ini bisa melihat
kembali" wanita itu menguji. "Baiklah" Nabi Uzair akhirnya
berdoa dan benar saja kedua matanya kini bisa melihat kembali.
Pergilah sang
wanita mengajak Uzair ke kumpulan bani Israel yang kebetulan putranya sedang
berada di sana (usia putranya kini telah lebih seratus tahun). "Pemuda ini
adalah Uzair" sang wanita mengawali pembicaraannya. Sudah barang pasti
pernyataannya itu tidak akan dengan mudah dipercaya. Seluruh kumpulan itu tidak
mempercayai ucapannya itu.
"Bukankah
aku wanita buta? Sekarang aku bisa melihat karena doa darinya. Ia adalah
Uzair". Seluruh orang tertegun.
Putra Uzair
menyela "ayahku memiliki tanda hitam seperti bulan di punggungnya.
Tunjukkan!". Uzair membukanya dan memperlihatkan tanda hitam itu ke semua
orang.
Seorang dari
mereka masih ragu dan mencoba bertanya "Bukhtanashar telah mambakar
seliruh Taurat kami. Dan dahulu Uzair adalah penghafal Taurat. ia sangat
menguasainya. Bacakan kami Taurat!". Uzair lantas membacakan ayat-ayat
Taurat di luar kepala.
Terkagum mereka
melihat kedatangan Uzair. Seorang Nabi yang telah satu abad menghilang telah
kembali dengan cara yang sangat tidak biasa. Ia bahkan terlihat lebih muda
dibanding cucu-cucunya.
Rasa cinta dan
rindu mereka tidak berakhir baik. hal ini justru menjadi petaka. Begitu besar rasa
kagum itu sehingga mereka beranggapan "Uzair adalah anak tuhan".
. . . . .
Petik sendiri
hikmahnya! Sudah.
Sumber: Facebook Maimun Nafis
Sumber: Facebook Maimun Nafis