Koalisi Doa Vs Koalisi Amplop - Atorcator
Latest Update
Fetching data...

Rabu, April 10, 2019

Koalisi Doa Vs Koalisi Amplop

jawapos

Penulis: Nurbani Yusuf


Atorcator.Com - Bharatayudha adalah perang paling besar sepanjang sejarah peradaban kemanusian. Hampir semua yang kalah mati. Tapi semua yang berperang taat pada aturan main--dan tidak ada protes atau interupsi setelah kekalahan----

*^^*
Bharatayudha telah membentuk dua poros: poros amplop dan poros doa--poros amplop dipimpin Duryudana dan Drona. Poros doa dipimpin Yudhistira dan Kresna--keduanya bertarung ketat berebut dominan--koalisi amplop dan koalisi doa .. siapa menang.

Ini negara di mana Bhisma dibenam ragu. Antara berperang di pihak Kurawa yang memberinya banyak fasilitas dan kesenangan atau di pihak Pandhawa di mana ada kebenaran dan kemenangan. Bharatayudha ini memang pelik dan menyisakan banyak soal. Dua keturunan Kuru ini berebut kekuasaan. Melibatkan emosi, asmara, pikiran, tenaga juga uang yang tidak sedikit.

Bhisma ada di antara dua bersaudara yang berseteru. Mungkin ini semacam hukuman yang harus ia terima akibat soal asmara yang pernah ia torehkan pada gadis cantik bermata jeli: Dewi Amba yang patah hati. Yang kemudian menjelma menjadi Srikandi yang membunuhnya di Padhang Kuru-Shetra yang kerontang.

Bhisma harus berperang di pihak Kurawa. Bhisma tidak membela Kurawa yang culas dan suka bohong pada rakyatnya. Juga tidak membela keturunan Duryudana yang haus kekuasaan--menggunakan simbol-simbol agama yang ada pada pendeta Drona untuk meraih kekuasaan. Bhisma berperang untuk menjemput taqdirnya--sebab Srikandi yang bakal membalaskan dendam Dewi Amba yang pernah ia sakiti kebetulan ada di pihak Pandhawa

*^^*
Kurawa memang dikenal tamak. Menghalalkan semua cara, termasuk suap, sebar uang dalam amplop, produksi berita hoax dan dusta yang dibenarkan. Duryudana yang buta dikelilingi orang-orang yang culas. Saudagar penipu. Pendeta Drona yang matre dan failasuf suka pujian. Atau para panglima yang doyan mabuk dan suka bermain perempuan.

Saat perang antara Pandawa dan Kurawa meletus, Bhisma berada di pihak Kurawa. Sesaat sebelum pertempuran, ia berkata kepada Yudistira bahwa dirinya telah diperbudak oleh kekayaan, dan dengan kekayaannya Kurawa mengikat Bhisma. Meskipun demikian, karena Yudistira telah melakukan penghormatan sebelum pertempuran, maka Bhisma merestui Yudistira dan berdoa agar kemenangan berada di pihak Pandawa, meskipun Bhisma sangat sulit untuk ditaklukkan.

Bhisma juga pernah berkata kepada Duryodana, bahwa meski dirinya (Bhisma) memihak Kurawa, kemenangan sudah pasti berada di pihak Pandawa karena Kresna berada di sana, dan di manapun ada Kresna maka di sanalah terdapat kebenaran serta keberuntungan dan di manapun ada Arjuna, di sanalah terdapat kejayaan

*^^*
Bhisma pun mengerti bahwa dirinya berpihak pada yang kalah sebab koalisi yang ia bangun bersifat simbolik dan banyak kepentingan. Bhisma juga sadar bahwa kekayaan dan kesenangan membuatnya terikat pada pilihan yang berlawanan dengan akal sehatnya tapi itulah taqdir yang harus dijalani tanpa interupsi. Bharatayudha dimenangkan Yudhistira dan Pandhawa. Tapi tak menyisakan satu pun kerabat nya. Kemenangan ini telah menghabiskan semua. Yang tersisa hanya ada bau anyir darah--asap hitam dan istana yang kosong ditinggal penghuni nya .. pada akhirnya semua kita akan dibangkitkan sesuai dengan niat masing-masing ... ".

@nurbaniyusuf
Komunitas Padhang Makhsyar